Pada golongan Penggalang, Penegak dan Pandega, untuk aba-aba digunakan antara lain trompet dan peluit. tidak demikian halnya pada golongan Siaga.
Untuk mengumpulkan anak-anak Pramuka Siaga kita gunakan kata sandi “PANGGILAN SIAGA” dengan menyerukan: …..……...”SIAAAGAAAAAAAAAA…………..!” Siaga-siaga dengan tegas, keras dan tangkas, dengan irama satu menjawab bersama-sama dengan kata-kata: …………." SIAAAAAAAAP ! …………….” dan mencari dari mana arah datangnya panggilan itu dan siapa yang memanggilnya, serta tindakan apa yang harus dilakukannya.
Setelah mengetahui kemudian para Siagapun dengan tangkas lari ke tempat Pembina yang memanggilnya dan mengikuti isyarat yang diberikannya.
“Panggilan Siaga” adalah suatu perwujudan kesetiaan dan kepatuhan para siaga kepada Pembinanya. Pangilan siaga juga mengingatkan para Siaga akan kewajiban dan tekad seorang Siaga yang selalu "siap". Sikap seorang Siaga akan tergantung kepada sikap Pembina yang memanggilnya.
Setelah mengetahui kemudian para Siagapun dengan tangkas lari ke tempat Pembina yang memanggilnya dan mengikuti isyarat yang diberikannya.
“Panggilan Siaga” adalah suatu perwujudan kesetiaan dan kepatuhan para siaga kepada Pembinanya. Pangilan siaga juga mengingatkan para Siaga akan kewajiban dan tekad seorang Siaga yang selalu "siap". Sikap seorang Siaga akan tergantung kepada sikap Pembina yang memanggilnya.
“Panggilan Siaga” selalu mengawali semua kegiatan yang akan dilakukan, khususnya di lapangan.
Lihat entri/topik terkait :
Perindukan Siaga (Filosofi & Pengorganisasiannya),
Upacara dalam Perindukan Siaga.
Sumber :
Buku, Pedoman Pembina Siaga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1983
Posting Komentar