LATIHAN PRAMUKA DI ERA PANDEMI : METODE SINKRONUS DAN ASINKRONUS


 PENGANTAR

Salah satu”berkah” era pandemi Covid 19 terutama dalam dunia pembelajaran adalah berkembang pesatnya teknologi pembelajaran  berbasis online. Berbagai perangkat keras dan perangkat lunak berkembang sangat cepat, sejalan dengan kebutuhan untuk menghadirkan metode pendidikan daring yang menarik dan efektif.  Pendidikan berbasis teknolgi informasi tidaka hanya berkembang amat pesat, tetapi mudah digunakan, makin murah dan mampu menghadirkan variasi pembelajaran yang menarik. Ditangan para pendidik yang kreatif, situasi dan kondisi ini mampu menghadirkan sebuah proses pembelajaran daring yang tidak membosankan, interaktif, partisipatif dan membuat para siswa untuk aktif mengembangkan diri.

Banyak ahli telah meramalkan, pasca pandemi pun model pembelajaran daring akan tetap menjadi salah satu model yang digunakan meskipun nantinya setelah kondisi normal akan dikombinasikan dengan metode pembelajaran tatap muka, atau yang sering disebut dengan “belnded learning”.  Dalam skala tertentu model pelatihan daring, luring atau “blended learning” sangat layak untuk dikembangkan sebagai salah satu metode dalam latihan Pramuka, baik untuk pendidikan peserta didik maupun orang dewasa. Dalam hal ini metode pembelajaran daring yang mengkombinasikan antara metode sinkronus dan ansinkronus, perlu dielaborasi lebih lanjut bagi pengembangan pendidikan kepramukaan ,

 METODE SINKRONUS

Metode Sinkronus merupakan metode interaksi dalam sebuah latihan Pramuka,  antara kakak pembina dan  peserta didik melakukan  pada waktu yang bersamaan, menggunakan teknologi video conference, audio conference,  atau chatting (teks dan gambar) :  seperti  zoom, googlemeet. skype, whatsaps video call,  grup chating  (wa, telegram, grup FB, dll).  Meteode sinkronus memiliki kelebihan interaksi dalam latihan pramuka dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, sehingga dapat meningkatkan kedekatan emosional antara kakak Pembina dan peserta didik, serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Beberapa platform video conference juga menyediakan fasilitas untuk kerja kelompok, seperti fasilitas “break out room” dalam aplikasi zoom. Untuk meningkatkan interaktifnes juga terdapat beberapa aplikasi yang menyiapkan “papan tulis digital” seperti google jamboard, aplikasi games, kuis, karaoke, advanture, dsb.

Metode sinkronus, memliki kekurangan seperti kakak pembina dan peserta didik harus hadir bersamaan, oleh sebab itu membutuhkan penjadwalan yang pasti, akses jaringan internet dan penguasaan teknologi pembelajaran yang tidak sama akan berpengaruh terhadap suasana latihan, membutuhkan penguasaan beberapa aplikasi untuk mendukung pelatihan yang partisipatif, interaktif dan aktif. Namun kendala penguasaan teknologi dan aplikasi pelatihan  relatif mudah di atasi karena banyak sekali video tutorial yang ada di yotube, blog, website maupun e book.

METODE ASINKRONUS

Jika dalam metode sinkronus interaksi dilakukan dalam waktu yang sama, maka dalam metode ansikronus interaksi latihan antara kakak pembina dan  peserta didik tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Peserta didik atau regu dapat berinteraksi kapan saja dengan kakak Pembina sesuai dengan kebutuhan dan kesiapannya. Dalam metode ini  kakak Pembina harus  menyiapkan materi latihan terlebih dahulu,  kemudian memberikan tugas kepada peserta didik dengan beragam metode dan konten yang menarik. Peserta didik atau regu yang sudah siap bisa melakukan interaksi latihan  secara fleksibel dan tidak harus dalam waktu yang sama dengan kakak pembina. Interaksi latihan dilakukan untuk melaporkan tugas, hasil penyelidikan, kesiapan uji syarat kecakapan, penampilan hasil karya, dan juga untuk konsultasi.

Banyak platform dan aplikasi digital yang dapat digunakan oleh kakak pembina untuk mengumpulkan dan menyiapkan semacam “bank” materi latihan, seperti google site, blog, grup wa, grup telegram, grup FB, instgaram, chanel yotube, dsb. Dalam “bank” atau kumpulan materi ini, kakak Pembina disamping menyiapkan materi yang dibuat sendiri juga dapat menyertakan link materi baik yang bersumber dari blog, website, e book, e journal, yotube, dan berrbagai sumber materi lainya yang ada dalam media digital. Dengan cara ini materi yang disiapkan oleh kakak pembina akan  sangat kaya, sehingga peserta didik dapat “mengelobrasi” atau menjelajah lebih jauh pengetahuan yang diberikan kakak Pembina.

Metode asinkronus sangat baik untuk melatih belajar mandiri maupun dalam kelompok kecil. Banyak aplikasi yang mendukung model pelatihan dan pelaporan hasil pelatihan dalam metode ini. Salah satu aplikasi yang mendukung metode discovery atau inquiry yang dapat dilakukan dengan model asinkronus adalah aplikasi “plant idntification”. Dalam beberapa hal aplikasi ini cukup memadai untuk alat bantu beberapa butir SKU.

 PENUTUP

Pada akhirnya penggunaan beragam metode dengan beragam platform memang merupakan sebuah keniscayaan untuk menghadirkan pelatihan yang menarik minat peserta didik. Kapan dan dalam situasi apa sebuah metode tepat atau tidak tepat digunakan, merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh kakak Pembina ketika akan melaksanakan sebuah pelatihan terutama pelatihan daring atau nantinya pelatihan dengan “blended learning”. Mengenalkan anak-anak berlatih menggunakan media digital sangat penting karena ini menjadi bagian dari  “literacy digital”. Anak-anak yang menguasai “literacy digital” dengan baik akan mampu memanfaatkan potensi dunia digital secara optimal untuk kemandirian dan kesuksesan masa depan dirinya sebagai pribadi yang tumbuh, hidup dan berkembang di era digital.

 Tks. Salam Pramuka. Ditulis oleh : Anis Ilahi Wh.

 Topik terkait 

Latihan Pramuka di Era Pandemi : Peluang dan Tantangan

Virtual Event : Model Kegiatan Pramuka di Era Pandemi

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama