17 Agustus 1948 ketika para Pandu Indonesia akan menyelenggarakan peringatan HUT ke 3 Kemerdekaan RI bertempat di Gedung Pegangsaan Timur 56 Jakarta, diserbu oleh Polisi Milter Belanda.
Pada peristiwa penyerbuan itu seorang Pandu bernama Suprapto yang sedang mengatur jalannya perayaan tewas ditembak oleh Poilisi Milter Belanda. Suprapto gugur sebagai pandu, sebagai patriot yang membuktikan kecintaannya pada ibu pertiwi, pada NKRI dan pada cita-citra proklamasi 17 Agustus 1945.
Peristiwa itu sebenarnya tidak perlu terjadi kalau tentara Belanda kesatria, karena gencatan senjata antara tentara Belanda dengan Pemerintah RI yang sah, baru saja diumumkan. Nafsu dan keinginan Belanda untuk menguasasi kembali Ibu Pertiwi memang tidak pernah surut, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Namun demikian atas perlindungan Tuhan Yang Maha Esa dan tumbuhnya semangat perlawahan yang hebat, pantang menyerah dari seluruh rakyat Indonesia termasuk perlawanan dari para pandu cikal bakal pramuka yang kita kenal saat ini, keinginan Belanda itu dapat digagalkan. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat lepas dari cengkeraman kolonialisme Belanda yang telah berlangsung lebih kurang 350 tahun (-aiw)
Pada peristiwa penyerbuan itu seorang Pandu bernama Suprapto yang sedang mengatur jalannya perayaan tewas ditembak oleh Poilisi Milter Belanda. Suprapto gugur sebagai pandu, sebagai patriot yang membuktikan kecintaannya pada ibu pertiwi, pada NKRI dan pada cita-citra proklamasi 17 Agustus 1945.
Peristiwa itu sebenarnya tidak perlu terjadi kalau tentara Belanda kesatria, karena gencatan senjata antara tentara Belanda dengan Pemerintah RI yang sah, baru saja diumumkan. Nafsu dan keinginan Belanda untuk menguasasi kembali Ibu Pertiwi memang tidak pernah surut, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Namun demikian atas perlindungan Tuhan Yang Maha Esa dan tumbuhnya semangat perlawahan yang hebat, pantang menyerah dari seluruh rakyat Indonesia termasuk perlawanan dari para pandu cikal bakal pramuka yang kita kenal saat ini, keinginan Belanda itu dapat digagalkan. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat lepas dari cengkeraman kolonialisme Belanda yang telah berlangsung lebih kurang 350 tahun (-aiw)
Sumber :
Buku "Patah Tumbuh Hilang Berganti, 75 Tahun Kepanduan dan Kepramukaan".
Penerbit Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 1987
Posting Komentar