Pendidikan Perdamaian (Peace Education) : Jenis & Ruang Lingkup




A. Pendidikan Perdamaian untuk Ekologi dan Cinta Lingkungan 

Ikhtisar dan Tujuan

Pendidikan Ekologi dan Cinta Lingkungan Kehidupan, merupakan salah satu fokus pendidikan perdamaian. Tema ini menekankan pada peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan ketraampilan peserta didik terhadap lingkungan baik yang bersifat ekologis maupun lingkungan sebagai wahana kehidupan semua mahluk hidup. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai satu kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Ekologi itu sendiri merupakan cabang ilmu  yang mempelajari interaksi  antara organisme dengan lingkungannya. Dalam kaitan ini pendidikan perdamaian lebih menekankan konsep tanggung jawab seorang manusia terhadap lingkungannya.

Pendidikan Perdamaian dengan tema Ekologi terkait dengan penyelenggaraan  Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brazil pada bulan Juni 1992. Konferensi ini  menghasilkan Deklarasi Rio. Lahirnya tema ini diawali oleh The Voice of Children International Campaign, sebuah organisasi pemuda Norwegia yang bekerjasama dengan Komisi Pembangunan dan Lingkungan  PBB menyelenggarakan pertemuan antara delegasi anak dan remaja dengan para pemimpin dunia, pada tahun 1990. Pada pertemuan tersebut  sepuluh anak Norwegia  dibawa ke  panel tokoh nasional , termasuk Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland, untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, pertanyaan dan kekhawatiranya terhadap program-program pembangunan dan lingkungan.

Pada Konferensi di Rio de Jainero,  kelompok anak dan remaja berhasil  mengusulkan kepada para Pemimpin Dunia  untuk menjadikan ekologi sebagai salah sata tema pendidikan perdamaian yang fokus pada anak dan remaja. Kegiatan Pendidikan Perdamaian harus bisa dijadikan sebagai sarana mempromosikan, membuka dialog, diskusi, dan latihan pembelajaran ekologi secara komprehensif dan meraa. Pendidikan ini bisa diterapkan untuk segala usia, meskipun mungkin yang paling cocok untuk anak-anak berusia antara delapan hingga dua belas tahun .


B. Pendidikan Perdamaian untuk Toleransi & Raha Horamat  terhadap Martabat & Identitas Manusia

"Dimanapun aku pergi, perdamaian akan selalu ada  dengan saya, karena tanpa perdamaian tidak akan ada saya"

Cyberschoolbus ' Puisi Perdamaian oleh Middle School, "Zdravstveno uciliste " , Zagreb , Kroasia . The Peace Poem adalah sebuah proyek dari Cyberschoolbus PBB .  

Ikhtisar dan Tujuan

Pendidikan Perdamaian dengan tema Toleransi dan Rasa Hormat terhadap Martabat dan Identitas manusia, merupakan pendidikan yang mempromosikan pengembangan dan peningkatan pengetahuan,sikap dan ketrampilan peserta didik melalui penekanan pada pemahaman hak dan tanggung jawab individu sebagai bagian dari hak azasi manusia. Pemahaman ini sangat penting sebagai dasar membangun  budaya damai . 

Dalam pendidikan perdamaian tema ini, sebelum seseorang benar-benar dapat memahami pengertian tentang kewarganegaraan dan partisipasi (diri kita sendiri dalam hubungannya dengan orang lain), harus terlebih dahulu ditumbuhkan kedasaran akan keberadaan dirinya yang unik dengan mengajukan pertanyaan, "Siapakah aku ?". Jawaban dari pertanyaan itu akan membawa seseorang mengenali identitas diri sendiri yang membedakannya dengan dengan orang lain dan juga pentingnya  orang lain untuk kehidupan dirinya.  Kesadaran akan identitas dan martabat manusia  yang unik  akan memberikan landasan yang kuat bagi pendidikan perdamaian .

Dalam Pasal 8 dari Konvensi Hak Anak, Perlindungan Identitas Diri,  menyatakan :
  • Negara  harus berusaha menghormati hak anak untuk mempertahankan identitasnya, termasuk kewarganegaraan, nama dan hubungan keluarga seperti yang diakui oleh hukum tanpa melanggar hukum.
  • Apabila seorang anak secara tidak sah dicabut beberapa atau semua unsur identitasnya , Negara harus memberikan bantuan dan perlindungan yang tepat , dengan tujuan untuk membangun kembali identitasnya .
Pendidikan perdamaian, menekankan pada pertanyaan apa arti dari identitas, apa makna pentingnya dan bagaimana orang lain memahami tentang identitas seseorang lengkap dengan latar belakangnya. Dalam pendidikan ini anak dan remaja diberi kesempatan untuk melihat konteks identitas yang berbeda di luar dirinya. Melalui hal itu anak-anak memperoleh  kesempatan untuk berpikir tentang apa artinya identitas dalam kehidupan umat manusia. Pendidikan tema ini bisa diintegrasikan dengan materi pendidikan lain seperti agama, bahasa, geografi, sosiologi, kepramukaan, olahraga, dll.


C. Pendidikan Perdamaian unuk Berpikir Kritis & Aktif  Pemecahan Konflik Non Kekerasan

Ikhtisar dan Tujuan

Pendidikan perdamaian dengan tema berpikir kritis dan aktif non kekerasan merupakan pendidikan yang berlatarbelakang  sebagai respon terhadap kekerasan dan perang . Pembukaan Konstitusi UNESCO  (United Nations Educational , Scientific and Cultural Organisation), menyatakan :   "Sejak perang mulai ada dipikiran manusia, maka sejak itu pula pertahanan dan  perdamaian harus mulai dibangun . Pendidian perdamaian harus mampu membangun  pengetahuan, sikap dan keterampilan yng diperlukan untuk mencegah kekerasan,  mempromosikan resolusi konflik non  kekerasan konflik dan mampu membangun budaya perdamaian. Budaya damaian secara ringkas dapat dinyatakan :   

  "Sebuah budaya perdamaian akan dapat dicapai kalau  warga dunia memahami masalah-masalah global, memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik, bersedia  berjuang untuk keadilan tanpa kekerasan, hidup dengan menjunjung standar hak azsi manusia,  bersedia  menghargai keragaman budaya, dan menghormati bumi dengan segala isinya"

Membangun perdamaian adalah kerja yang  kompleks dan penting dalam berhadapan dengan budaya konflik yang mengedepankan kekerasan.  Berpikir kritis dan komitmen terhadap praktek-praktek non kekerasan dapat dijadikan sebagai pengetahuan dasar dan komitmen untuk mengatasi hal itu. Perlu pula disadari bahwa ketika menghilangkan kekerasan sebagai pilihan untuk menyelesaikan konflik, maka sejatinya telah memberikan ruang bagi muculnya alternatif  yang kreatif  dalam pemecahan masalah seperti : kesediaan membangun kerjasama , berpikir kritis dan konstruktif, komunikasi efektif, dsb.


Pada sisi lain konflik juga dapat dilihat sebagai kesempatan untuk menumbuhkan kesediaan berkomunikasi daripada mendahulukan berkembangnya  kekerasan dan ancaman terhadap martabat, keamanan dan kehidupan umat manusia. Pendidik perdamaian dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu mengubah "budaya kekerasan"  yang melahirkan luka dan kerusakan menjadi " budaya damai " yang mampu memberikan ruang pelestarian kehidupan dan martabat manusia  bagi kehidupan dunia yang leibih baik.

Kegiatan Belajar dalam pendidikan perdamaian tema ini bisa dilakukan dengan menghubungkan situasi dan kondisi global ini dengan situasi ruang kelas atau lokasi belajar. Metode demonstrasi sederhana dengan memberikan manfaat dan simulasi kerjasama atau bekerja dalam kelompok kecil dapat memberikan manfaat besar dalam menumbuhkan budaya damai. Metode lain juga bisa digunakan dengan memanfaatkan secara aktif, berpikir kritis, dan kreatif,  membayangkan, memberikan respon non kekerasan terhadap berabagai peristiwa konflik untuk simulasi pemacahan konflik non kekerasan. Materi ini bisa digunakan untuk segala usia peserta didik bahkan hingga tingkat mahasiswa, meskipun mungkin yang paling cocok untuk remaja di atas usia dua belas .


D. Pendidikan Perdamaian untuk Keadilan Sosial dan Tanggungjawab Sipil


"Dimana saja berada ketidakadilan merupakan ancaman bagi keadilan.
 Kami (antara ketidakadilan dan keadilan - pen.) tak tehindarkan terjebak dalam jaringan yang mutualitas  (saling melengkapi - pen), kami diikat dengan takdir dalam sebuah pakaian yang sama.
 Langsung atau tidak langsung satu sama lain saling mempengaruhi".
- Dr Martin Luther King , Jr



Ikhtisar dan Tujuan

Aspek mendasar atau fundamental pendidikan perdamaian adalah membuat proses pendidikan menjadi sesuatu yang hidup, menyenangkan dan inspiratf termasuk pendidikan perdamaian yang bertema keadilan sosial dan tanggungjawab sipil. Perdamaian bukanlah sesuatu yang berada "jauh di luar kehidupan manusia" sehingga perlu  dipelajari dan dipahami secara seksama, perdamaian ibarat tumbuhan adalah biji-biji yang telah lama  ditabur dalam setiap hubungan antar manusia di setiap komunitas pembelajaran di seluruh dunia. Hal itu sebagaimana kata-kata abadi dari Dr Martin Luther King di atas yang sangat relevan hingga masa sekarang ini.

Keadilan sosial merupakan  prinsip perdamaian yang mengandung nilai-nilai positif  sebagai antitesa yang nilai-nilai negatif perdamaian seperti kekerasan yang melembaga di kalagan asyarakat. Tema pendidikan perdamaian keadilan sosial dapat dimulai dengan cara para peserta didik mengeksplorasi isu-isu keadilan sosial dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sbb :

  • Melimpahnya sumber daya alam, tingginya pertumbuhan ekonomi, pesatnya perkembangan teknologi, dan berkembangnya kebudayaan manusia  mengapa tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar dari semua orang di planet ini ? Mengapa ada yang berlebih, mengapa ada yang kekurangan ?
  • Apa akar masalah dari timbulnya  kelaparan dan kemiskinan dalam masyarakat dunia ?
  • Bagaimana menciptakan distribusi arus kekayaan dunia secara adil bagi semua warga dunia ? Kenapa terjadi ketimpangan antar kawasan ?
  • Bagaimana perbedaan tingkat  pendidikan negara termiskin dan negara kaya ? Kenapa terjadi ketimpangan dalam dunia pendidikan ?
  • Apa dampak globalisasi terhadap masyarakat pedesaan, para buruh, dan kelompok miskin  perkotaan di seluruh dunia ?  Bagaimaa tingkat pemenuhan hak asasi manusia untuk mereka ?
  • Bagaimana polusi dan pencemaran lingkungan mempengaruhi kualitas kehidupan wanita, pria , dan anak-anak di negara berkembang ? Dan bagaimana pula yang terjadi di negara-negara industri ?
  • Apa dampak jangka panjang dari kehadiran militer disebuah kawasan? Bagaimana pula dampaknya pada anak dan kesehatan ibu ?
Sejumlah pertanyaan di atas memberikan penjelasan terhadap sumber terjadinya ketidakadilan sosial di seluruh dunia.  Mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan tersebut akan  memberikan tantangan kepada para peserta didik untuk meningkatkan kesadarannya terhadap fenomena ketidakadilan sosial baik ditingkat lokal, nasional, maupun global.  Disamping itu juga  memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk aktif dalam mencari solusi. Partisipasi kaum pemuda dalam hal tersebut merupakan bagian penting dari upaya membangun budaya perdamaian yang berkelanjutan .

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap isu-isu pedamaian adalah melalaui membaca secara kritis berita dan informasi media. Hal itu sejalan  dengan statuta UNESCO tahun 1978  Pasal IV i, tentang Deklarasi Prinsip-prinsip Mengenai Kontribusi Media Massa untuk Penguatan Perdamaian dan Pemahaman Internasional, Promosi Hak Asasi Manusia dan Tindak Melawan SARA , Apartheid dan Hasutan Perang, sbb  :

 "Media massa memiliki peran penting dalam pendidikan kaum muda khususnya dalam membangun semangat perdamaian,  keadilan sosial, kebebasan, saling menghargai dan memahami antar sesama, mempromosikan hak asasi manusia, kesetaraan hak semua manusia dan semua negara, membangun kesadaran pentingnya kemanjuan ekonomi dan kehidupan sosial.  Media masa juga memiliki peran penting  dalam mengenalkan pandangan dan aspiriasi generasi muda terhadap keadilan sosial"

E. Pendidikan Kepemimpinan dan Kewarganegaraan Global

Ikhtisar dan Tujuan

Era milenium baru telah menjadikan antar warga dunia semakin saling tergantung, para peserta didikpun   menghadapi tantangan dan peluang yang lebih besar. Pendidikan perdamaian berusaha memanfaatkan energi dan kecerdasan kaum pemuda dengan harapan dapat ikut serta membangun budaya perdamaian yang berkelanjutan secara bersama-sama. Dalam era globalisasi  mendidik aspek  kepemimpinan dan kesadaran berwarganegara  secara global menjadi penting. Para pendidik, aktivis perdamaian dan  semua anggota masyarakat internasional berkewajiban menekan aspek negatif dari globalisasi yaitu peningkatan konflik yang memecah belah antar kawasan.  Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, menyatakan :

"Dalam era baru ini, tindakan seseorang di satu belahan dunia -  sering tanpa disadari - dapat mempengaruhi kehidupan orang lain yang tinggal  di belahan bumi lain.  Globalisasi menawarkan peluang besar, tetapi saat ini manfaatnya sangat tidak merata sementara "biaya"  yang timbul sejatinya ditanggung oleh semua orang di semua kawasan dunia".


Dalam menghadapi era globalisasi sangat penting melakukan  pergeseran cara kita berpikir atau bertindak yaitu  menempatkan manusia sebagai pusat orang dari segala tindakan/program. Tidak ada panggilan yang lebih mulia dan juga tidak ada tanggung jawab lebih besar kecuali  mendorong seluruh umat manusia baik di desa maupun kota di seluruh dunia untuk bersama-sama membuat hidup dan kehidupa ini lebih baik.  Globalisasi harus menjadi sesuatu yang  inklusif, yang memungkinkan semua orang untuk berbagi peluang kemajuan menggapai kesejahteraan.

Tantangan utama yang  hadapi adalah memastikan bahwa globalisasi dapat menjadi kekuatan positif bagi semua orang di dunia,   bukan malah meninggalkan miliaran penduduk dunia dalam keterbelakangan, kemiskinan dan kemelaratan.  Globalisasi yang inklusif  memang harus dibangun di atas kekuatan pasar yang besar,  namun kekuatan pasar saja tidak akan dapat mencapainya Oleh sebab itu harus dilakukan upaya yang lebih luas yaitu dengan menciptakan masa depan bersama  berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dengan segala keragamannya .

Pendidikan perdamaian dalam konteks ini, harus mapu menjadi pemuda pusat gerakan. Mereka harus diarahkan agar dapat  menjadi subyek bukan obyek dari semua kebijakan global. Untuk mencapai hal itu maka mengembangkan potensi kepemimpinan dan sikap  kewarganegaraan para pemuda perlu terus dilakukan agar suara mereka layak didengar.

Pendidikan Perdamaian dalam tema ini disarankan memberikan kesempatan para peserta didik berlatih menggunakan suara mereka untuk kepentingan masa depan yang damai. Mampu membagkitkan  dan membangun visi dan imajinasi tentang masa depan dunia, memberikan pengalaman secara tidak langsung kepada para peserta didik untuk  mempersiapkan diri menjadi pemimpin dunia yang dama di masa.Meskipun unit pendidikan ini dapat diberikan untuk segala usia hingga tingkat mahasiswa, tetap dianjurkan fokus bagi siswa berusia empat belas tahun ke atas. 


Selamat Berlatih. Salam Pramuka

Lihat Entry/topik terkait :
  •  Pendidikan Perdamianan : Konsep & Definisi
  •  Community Development
  • Resolusi Konflik
  • Global Development Village
  • Ticket to Life
  • BP dan World Peacse 
  • Massenger of Peace (MOP)
  • Gerakan Pramuka dan Pendidikan Perdamaian
  • Prabuhi (Pramuka Buku Hidup)

Sumber Rujukan :
  • https://www.un.org/.../peace/frame.htm



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama