Pendidikan Perdamaian (Peace Education) : Konsep dan Definisi



Pengantar

Perdamaian dan Pendidikan Perdamaian merupakan salah satu fokus pendidikan kepanduan sejak didirikan oleh Baden Powell. Pendidikan Perdamaian jug terus dikembangkan oleh Gerakan Pramuka melalui berbagai program seperti pendidikan lingkungan, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan resolusi konflik, pendidikan hak azasi manusia, global development village, dsb. Dalam dekade terakhir ini WOSM merilis program Messenger of Peace yang mempromosikan dan mendesiminasi para anggota pramuka menjadi agen-agen perdamaian dalam beragam dimensi.

Pendidikan Perdamaian merupakan salah satu pendekatan pendidikan yang menarik dan relevan bagi Gerakan Pramuka mengingat pluralitas bangsa Indonesia yang sangat komplek baik dari aspek suku, ras, golongan, agama, afiliasi politik, geografi, dsb. Keberagaman dimaksud akan mudah memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik, salah satu cara terbaik untuk mengelolanya melalui pendidikan perdamaian yang juga diprakarsai oleh Gerakan Pramuka.


Konsep

Ian Harris dan John Synott Harris, Ian and Synott, John (2002) dalam buku "Peace Education for a New Century' Social Alternatives"  menjelaskan bahwa pendidikan perdamaian adalah pengajaran yang menarik bagi semua orang. Hal ini karena didorong oleh :
  • Adanya keinginan semua orang untuk hidup damai
  • Adanya kebutuhan untuk mengelola atau menyelesaikan konflik tanpa kekerasa
  • Pentingnya kemampuan memahami dan menganalisis secaara kritis berbagai ekspresi budaya lokal/global dan regulasi formal yang justru menyuburkan atau memproduksi praktek-praktek ketidakadilan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Pada sisi lain,  James Halaman menyatakan bahwa pendidikan perdamaian dapat menjadi media untuk mendorong komitmen setiap orang terhadap pentingnya  perdamaian melalui upaya meningkatkan kepercayaannya sebagai agen perdamaian. Pendidikan perdmainan dilakukan dengan  mengajarkan pada anak dan remaja tentang akibat negatif dari perang dan ketidakadilan sosial. Kepada para anak dan remaja  juga diinformasikan tentang pentingnya menegakkan nilai-nilai perdamaian dan keadilan sosial,  mencintai perdamain dunia, membayangkan indahnya masa depan tanpa konflik serta menumbuhkan untuk terus peduli terhadap sesama agar tercipta kehidupan yang harmonis.

Pada tataran implementasi pendidikan perdamaian bukan hanya berupa  pendidikan formal di sekolah, juga bukan merupakan pendidikan yang penuh teori-teori yang harus dihafal agar mendapat nilai,  melainkan sebuah proses pendidikan tentang bagaimana seorang manusia/individu  dapat membantu membangun masa depan dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih damai untuk hidup dan kehidupan umat manusia.

Oleh sebab hal di atas pendidikan perdamaian selalu berawal dari pertanyaan dalam diri umat manusia untuk bertanya pada diri sendiri, tentang hal-hal  :
  • Apa yang dimaksud dengan perdamian ?
  • Apakah ada kedamain  dalam hidup saya ? Jika ada dimana? Di dalam kelas saya ? Dalam keluarga saya ? Dalam komunitas saya ? Di kota saya ? Di negera Saya ? atau di tempat-tempat lain ?
  • Dimanakah  dalam hidup saya, saya dapat lebih banyak melihat perdamian dan kedamaian ?
  • Yang penting bagi saya adalah untuk terus menerus belajar tentang makna damai, situasi perdamaian dan pentingnya kedamaian.
  • Apa yang bisa saya sumbangkan, apa yang bisa saya berikan dan apa yang bisa saya upayakan untuk membangun dunia yang damai ?

Pendidikan Perdamaian menemukan momentumnya pada awal abad 21, ketika banyak anak, remaja dan orang muda di seluruh dunia, mulai  bertanya pada diri sendiri tentang apa yang bisa dilakukan untuk membuat dunia lebih aman, sehat, hijau, adil, ttanpa  diskriminasi dan berkurangnya  kekerasan terhadap sesama. Melalui berbagai gerakan orang-orang muda telah menyuarakan tentang pentingnya mengakhiri kekerasan di sekolah, kemiskinan, pekerja anak, diskriminasi ras dan gender, penggunaan tentara anak-anak, dan peperangan yang  brutal, dan berbagai konflik sosial maupun konflik antara umat manusia dan lingkungan . 

Atas dasar hal-hal di atas maka pendidikan  perdamaian merupakan sebuah keniscayaan untuk menjadi bagian dari mata pelajaran dan dikembangkan di sekolah, lembaga pendidikan non formal dan informal termasuk pendidikan Gerakan Pramuka secara lebih dini, komprehensif, menarik dan partispatif.


Peran PBB


Tahun 2000  telah dinyatakan oleh PBB sebagai "Tahun Internasional untuk Budaya Damai". Ini merupakan  tahun pertama program "Dekade Internasional untuk Perdamaian dan Non - Kekerasan terhadap  Anak-anak". PBB juga mendorong orang-orang muda untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan perdamaian, pada bulan September 1999 UNESCO badan pendidikan dan kebudayaan PBB, menyatakan :Keterlibatan anak-anak muda merupakan suatu keharusan dalam upaya  keberlanjutan pembangunan manusia dan perdamaian dunia melalui upaya :

  • Mereka ingin dianggap sebagai warga negara secara penuh dan setara. Orang-orang muda harus memiliki tanggung jawab dan dapat  menentukan peran dalam pembangunan masyarakat. Para pemuda juga  harus bisa diberi kesempatan dan bimbingan untuk membuktikan kemampuannya, layak untuk memikirkan dan  terlibat dalam semua aspek pertukaran dan pembangunan sosial kemasyarakatan .
  • Para pemuda harus dijadikan  menjadi mitra strategis dan dapat diandalkan  dalam setiap strategi,  perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan masyarakat. Hal itu karena kaum muda sejatinya memiliki  pemahaan terhadap masalah sosial di lingkunganny dan juga memiliki solusi-solusi kreatif untuk mengatasinya.  Para pemuda  harus memegang peran dalam pengambilan keputusan tentang solusi konflik atau jalan keluar dari konflik.
  • Untuk menopang hal di atas PBB menyatakan pentingnya keterlibatan para guru dan siswa dalam pendidikan perdamaian bukan dengan  proses belajar yang pasif  melainkan belajar aktif yang bersumber dari pengalaman.

Content & Metode

Pendidikan perdamaian menyatukan berbagai filsafat pendidikan, teori pendidikan, dan inisiatif internasional untuk kemajuan pembangunan manusia melalui proses pembelajaran. Pendidikan Perdamaian bersifat dinamis, interdisipliner, multikultural dan berkembang atas dasar pemkiran para tokoh pendidikan   seperti John Dewey, Maria Montessori, Paulo Freire, Johan Galtung, Elise, Kenneth Boulding, dan banyak lainnya.

Prinsip-prinsip dan praktek-praktek pendidikan perdamaian telah berevolusi dari waktu ke waktu sejalan dengan tantangan yang terjadi dan berbeda-beda di setiap zaman. Namun demikian  pendidikan perdamaian tetap bertujuan untuk menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan oleh umat manusia untuk mencapai dan mempertahankan budaya perdamaian secara global,  memahami dan mengubah sumber terjadinya kekerasan, dsb.
Diagram berikut membantu memvisualisasikan hubungan inti antara kekerasan dan perdamaian.



Pada sisi lain perdamaian dipahami tidak hanya sebagai terhapusnya  bentuk-bentuk kekerasan tradisional atau kekerasan langsung, tetapi juga pentingnya membangun sikap positif terhadap perdamaian itu sendiri. Jadi ruang lingkup pendidikan sangatlah luas atau bisa dikatakan mendidik untuk dan tentang semua aspek perdamaian.

Diagram berikut menggambarkan hubungan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam sebuah proses pendidikan perdamaian.


Di dalam kelas , pendidikan perdamaian bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan tentang perdamaian dengan etode pembelajaran partisipatif dan pembentukan lingkungan kelas yang penuh  toleransi, kerjsama dan tumbuhnnya rasa saling hormat antar anggota kelas. Melalui dialog dan eksplorasi terhadap berbagai persoalan perdamaian, guru dan siswa harus bisa terlibat dalam suasana belajar bersama . 

Para siswa dilatih dan diberdayakan untuk dapat mengambil tanggung jawab secara mandiri terhadap perkembangan dan prestasi belajarnya, sementara para guru memberikan perhatian terhadap pemenuhan sarana prasarana belajar siswa.  Praktek pendidikan perdamaian digelar agar bisa menjadi ruang untuk memberikan kesempatan para siswa dalam mempromosikan sikap damai, advokasi/pembelaan terhadap pemarataan hak dan kewajiban, serta  mempromosikan tanggung jawab sosial peserta didik  dilingkungan belajarnya. Pendidikan perdamaian yang disampaikan secara praktek dan aksi nyata, dapat menjadi alternatif untuk menekan kekerasan, membangun keadilan dan kebersamaan serta menumbuhkan sikap tanggungjawab. .

Tantangan & Peluang

Pendidikan Perdamaian tidak mengajar siswa apa-apa  yang harus dipikirkan (pendekatan teoritik - kognitif) melainkan meembimbing siswa bagaimana berpikir kritis . Dalam proses ini,  yang diterapkan adalah pendekatan holistik dan partisipatif yang mungkin berbeda dengan  desain kurikulum tradisional yang berlaku di sekolah dengan standarnya yang ketat.

Pendidikan perdamaian juga bertujuan tidak untuk mereproduksi apa-apa yang telah diketahui siswa tetapi untuk mengubah perilaku siswa. Pendidik adalah orang-orang yang "secara sadar berusaha untuk mendidik generasi penerus mereka tidak semata-mata untuk kepentingan negara melainkan juga untuk kepentingan  masa depan umat manusia yang lebih baik" ( John Dewey : "Demokrasi dan Pendidikan"). Hal-hal semacam inilah yang menumbuhkan peluang dan tantangan yang siginifikan terhadap  pendidikan perdamaian bagi umat manusia.

Salah satu cara untuk menghdapai  tantangan penyelenggaraan pendidikan perdamaian adalah dengan membangun kerjsama dan dukungan antar "peserta kunci". Pembelajaran pendidikan perdamaian harus terkait dengan konteks sosial yang lebih luas,  tidak eksklusif di sekolah atau ruang kelas, dapat berlangsung di ranah keluarga, masyarakat, dan jaringan sosial mempengaruhi dan mengubah perilaku positif dan abadi terhadap pentingnya perdamaian.

Gagasan "berpikir secara global, bertindak lokal " dapat dijadikan sebagai acuan pendidikan untuk budaya damai dalam tataran teori dan  praktek baik yang menyangkut isu-isu internasional maupun prakarsa-prakarsa individu di tingkat lokal. Jika anda sebagai seorang pendidik perdamaian maka anda tidak perlu merasa bekerja sendiri. Komunitas pendidikan perdamaian internasional aktif dan berkembang melalui jaringan , publikasi , kampanye global, inisiatif nasional , dan program internasional . Para pendidik dan aktivis dari segala usia di seluruh dunia mempromosikan dan membangun perdamaian melalui pendidikan. Yang satu sama lain terhubung !.

Selamat Berlatih. Salam Pramuka

Lihat Entry/topik terkait :

  • Jenis-jenis Pendidikan Perdamianan
  • Community Development
  • Resolusi Konflik
  • Global Development Village
  • Ticket to Life
  • BP dan World Peacse 
  • Massenger of Peace (MOP)
  • Gerakan Pramuka dan Pendidikan Perdamaian
  • PRABUHI (Pramuka Buku Hidup)

Sumber Rujukan :
  • e book  "Scouting & Peace",  WOSM, Geneva 2004
  • https://www.un.org/cyberschoolbus/peace 
  • en.wikipedia.org/ wiki/Peace_education







Post a Comment

Lebih baru Lebih lama