Scouting For Boys : Disiplin Diri Sendiri (Kepatuhan & Ketertiban)


PENGANTAR PENULIS

"Scouting For Boys", merupakan buku pertama yang ditulis oleh Baden Powell yang dikenal dengan Bapak Pandu Dunia, Buku ini pernah dialihabahsakan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka tahun 1988 dengan judul  "Memandu untuk Putera". Cerita Api Unggun, merupakan salah satu isi buku "Scouting for Boys" yang didalamnya banyak berisi cerita atau kisah keteladanan atau nilai-nilai kehidupan yang harus dicontoh dan menjadi pedoman hidup seorang anggota Pramuka. 

Suasana api unggun yang hangat di alam terbuka, ceria, saling berbagi ekspresi dan mendengar petuah Kakak Pembina baik yang disampaikan secara langsung, melalui cerita, permainan, pertunjukan, dan medium lainnya, merupakan suasana yang sangat indah untuk dikenang. Api unggun sebagai medium latihan pramukap efektif untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan.

Cerita Api Unggun No 21 yang bertajuk Disiplin Diri memiliki sub kisa tentang kehormatan, kepatuhan dan ketertiban, keberaniaan, dan kegembiraan. Kapatuhan pada tata aturan baik yang berifat aturan formal maupun norma, etika dan ada istiadat akan menjadi salah satu kunci sukses pada diri seorang pramuka. Disiplin dan patuh akan melahirkan ketertiban baik pada kehidupan diri sendiri, kehidupan keluarga, kehidupan kelompok hingga pada kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu hidup disiplin, patuh dan tertib merupakan ciri seotang anggota Pramuka.

Kepatuhan dan Ketertiban sebagai salah satu jalan membangun disiplin diri, selengkapnya menurut BP, adalah :
 

 CERITA API UNGGUN No.21 :  DISIPLIN DIRI SENDIRI

  • Kehormatan
  • Kepatuhan & Ketertiban
  • Keberanian
  • Kegembiraan


KEPATUHAN & KETERTIBAN

Kepatuhan dan ketertiban adalah sama pentingnya dengan keberanian bagi seorang pramuka maupun prajurit.

Birkenhead adalah sebuah kapal pengangkut yang memuat tentara. Kapal itu mengangkut 630 orang prajurit beserta keluarganya dan 130 orang pelaut. Pada suatu malam, di dekat Tanjung Harapan kapal itu menabrak batu karang dan mulai pecah.

Para prajurit segera berbaris di atas dek. Beberapa orang diperintahkan mengeluarkan perahu-perahu penolong dan memasukkan perempuan serta anak-anak ke dalamnya. Sedangkan yang lain diperintahkan melepaskan kuda dari kandang dan menurunkan mereka ke laut, sehingga hewan-hewan itu dapat berenang ke pantai. Ketika itu semua perintah telah dilaksanakan, namun ternyata tidak ada perahu untuk mengangkut para lelaki, jadi mereka itu diperintahkan supaya tinggaI di tempatnya masing-masing.

Kemudian kapal itu patah menjadi dua dan mulai tenggelam. Kaptennya berteriak kepada anak buahnya supaya meloncat ke dalam air dan menyelamatkan diri, tetapi opsir yang berkuasa, Kolonel Seaton, berkata: “Tidak, tinggal di tempatmu masing-masing!” Sebab ia tahu, bahwa jika mereka itu berenang ke perahu-perahu penolong yang penuh dengan para perempuan dan anak-anak dan mencoba masuk ke dalamnya, mungkin sekali mereka akan menenggelamkan perahu-perahu tersebut.

Demikianlah, orang-orang itu tetap tinggal di tempatnya masing-masing dan ketika kapal itu terguling dan tenggelam, mereka itu bersorak dan ikut tenggelam pula. Dari seluruh 760 orang penumpang yang ada dikapaI itu, hanya 192 orang yang dapat tertolong, tetapi mereka itu mungkin akan lenyap pula andaikata tidak demi kepatuhan serta dari orang-orang lain.

Sebuah kapal pelatih lnggris, Fort Jackson, penuh dengan ditabrak sebuah kapal, tetapi seperti juga pada kapal Birkenhead, tanpa ada kebingungan atau teriakan, anak buah kapal itu segera mengenakan alat penolong mereka, dan dengan tenang serta kesungguhan hati menghadapi bahaya dan tak seorangpun yang lenyap.

KESEDERHANAAN

Kesederhanaan adalah salah satu hal yang dibiasakan oleh kesatria. Meskipun mereka itu umumnya lebih unggul daripada orang lain dalam peperangan ataupun dalam serangan, mereka tak pernah sombong. Oleh karena itu janganlah sombong.

Dan janganlah mengira, bahwa kamu di dunia ini mempunyai berbagai macam hak. Hak yang kamu miliki adalah hak yang kamu peroleh dari dirimu sendiri. Kamu berhak dipercaya oleh orang lain, apabila hak itu kamu peroleh karena selalu berbicara secara benar, dan kamu masuk ke dalam penjara kalau hak itu kamu peroleh dengan mencuri.

Banyak sekali orang berteriak meminta hak-haknya, namun mereka pernah berbuat sesuatu untuk memperoleh hak ini atau hak itu. Jalankanlah kewajibanmu terlebih dahulu, supaya kamu kemudian akan mendapatkan hak-hakmu.


Lihat Entry/Topik Terkait
Sumber :
"Scouting For Boys", Baden Powell -  "Memandu untuk Putera" Alihbahasa Kwarnas Gerakan Pramuka, 1988


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama