PENGANTAR PENULIS
"Scouting For Boys", merupakan buku pertama yang ditulis oleh Baden Powell yang dikenal dengan Bapak Pandu Dunia, Buku ini pernah dialihabahsakan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka tahun 1988 dengan judul "Memandu untuk Putera". Buku ini merupakan karya "masterpiece" BP tentang pendidikan kepanduan. Dari buku ini pula kemudian lahir buku-buku selanjutnya seperti : Yarns for Boy Scouts (1909), The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (berkolaborasi dengan Agnes Baden-Powell)(1912), "Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour" (1913), "The Wolf Cub’s Handbook" (1916), "Girl Guiding" (1918), Aids To Scoutmastership (1919), dll.
Cerita Api Unggun, merupakan salah satu isi buku "Scouting for Boys" yang didalamnya banyak berisi cerita atau kisah keteladanan atau nilai-nilai kehidupan yang harus dicontoh dan menjadi pedoman hidup seorang anggota Pramuka. Mengambil setting api unggun, karena biasanya pada setiap malam perkemahan para pandu dan pramuka membuat arena api unggun, yang diarena itu tidak sekedar sebagai arena penghangat badan pengusir hawa dingin di arena terbuka, tetapi juga merupakan tempat adik-adik menampilkan kreasi-kreasi, menyampaikan aspirasi dan juga Kakak Pembina menyampaikan nasehat-nasehat baik secara langsung maupun dibungkus dengan cerita, permainan, drama, dsb. Sehingga dengan itu api unggun tidak hanya menghangatkan badan tetapi juga menghangatkan jiwa.
Di bawah ini adalah beberapa saduran tentang cerita api unggun yang layak direnungkan dan diteladani oleh para anggota Pramuka, khususnya pentingnya disiplin pada diri sendiri sebagai bekal menggap cita-cita dan kesuksesan di masa depan.
CERITA API UNGGUN No.21 : DISIPLIN DIRI SENDIRI
- Kehormatan
- Kepatuhan
- Keberanian
- Kegembiraan
KEHORMATAN
Jika ada kecelakaan kapal di laut, seorang Kapten Kapal akan tetap tinggal di kapalnya sampai orang yang penghabisan. Mengapa? Karena sebuah kapal hanya merupakan segumpal besi dan kayu saja, sedangkan jiwanya seharga jiwa para penumpang, terutama penumpang perempuan dan anak-anak yang ada di kapal itu. la menyuruh semua orang lari untuk menyelamatkan dirinya terlebih dahulu, sebelum ia mencoba berusaha menyelamatkan jiwanya sendiri.
Mengapa? Karena kapal itu adalah kapalnya, dan ia berkeyakinan bahwa sudah menjadi kewajibannyalah untuk tetap tinggal di kapal, dan menganggap bahwa tidak sepantasnya jika ia akan berbuat hal lain selain tinggal di atas kapal. Oleh karena itu ia lebih mementingkan kehormatannya daripada keselamatan dirinya sendiri.
Seorang pramuka juga harus menghargai kehormatannya dahulu daripada soal-soal lain. Lord Kitchener berkata kepada para pramuka, "Ada suatu cita-cita yang ingin aku pesankan kepada kamu sekalian: "Sekali Menjadi Pramuka Tetap Menjadi Pramuka". Maksudnya ialah, bahwa walaupun kamu sudah dewasa, kamu harus tetap menjalankan apa yang telah kamu pelajari sebagai seorang pramuka, dan terutama bahwa kamu akan tetap dihormati dan dipercaya.
BERLAKU JUJUR (Fair Play)
Apabila kamu melihat seorang anak besar dan kuat hendak menyakiti anak kecil yang lemah, kamu harus menghentikannya, sebab ia tidak berlaku jujur dan adil. Kalau seorang petinju sedang bertinju dengan petinju lain untuk merebut suatu hadiah, mereka saling memukul lawannya sampai salah seorang di antaranya jatuh, tetapi ia tidak memukul lawannya ketika lawan tersebut sedang jatuh,.
lntinya ialah, bahwa "perilaku jujur" adalah suatu buah pikiran atau cita-cita kesatriaan, yang diwariskan secara turun-temurun kepada kita dari para kesatria zaman dahulu. Karena itu kita harus menjunjung tinggi cita-cita tersebut.
KEJUJURAN (Honesty)
Menipu berarti mencuri, suatu perbuatan yang curang. Jika kamu ingin menipu supaya menang dalam suatu permainan, atau merasa sangat sedih apabila kamu tak beruntung dalam suatu permainan, katakanlah kepadamu sendiri: "lni kan hanya suatu permainan saja. Aku tak akan mati kalau aku kalah. Orang kan tak dapat selalu menang. Walaupun demikian aku akan bermain terus, suatu saat mungkin aku beruntung".
Kalau kamu berpendirian begitu, seringkali terbukti bahwa kamu akhirnya akan menang juga, karena tidak merasa senang atau sedih berlebihan. Kamu jangan pula lupa, bahwa jika kamu kalah dalam suatu permainan, sebagai seorang pramuka sejati, kamu akan segera memperlihatkan kegembiraanmu dengan menjabat tangan lawanmu yang menang atau memberi ucapan selamat kepada orang yang telah mengalahkanmu. Kebiasaan ini hendaknya dilaksanakan pada setiap perlombaan serta pertandingan antar para pramuka.
"Ya, Tuhan, totonglah aku supaya aku menang, tetapi dalam kebijaksanaan-Mu, jika Engkau tidak menghendaki aku menang, maka jadikanlah aku orang kalah yang baik".
KESETIAAN
Kesetiaan merupakan salah satu sifat terhormat dari para kesatria. Mereka senantiasa sangat setia kepada Raja serta negara mereka, dan selalu bersedia dan ikhlas untuk mati demi mempertahankan raja dan negaranya. Demikian pula seorang pengikut kesatria. Ia harus setia kepada jejak meieka sebagai bagian daripada kewajibannya.
Begitu juga ia harus sama setianya kepada keluarganya serta teman-temannya, dan harus membantu mereka baik dalam keadaan susah maupun dalam keadaan yang menyenangkan.
Kesetiaan kepada kewajiban ditunjukkan oleh para prajurit Romawi zaman dahulu, yang tetap berdiri pada tempat penjagaannya ketika kota Pompeii ditimbun abu serta lava dari gunung api Vesuvius. Bekas-bekasnya masih ada di sana, tangannya menutupi mulut dan hidungnya untuk mencegah mati lemas, walaupun hal itu akhirnya menimpa mereka juga.
KEWAJIBAN ADALAH YANG TERPENTING
Ia sendiri luka parah, tetapi sebagai pengatur arah meriam penuh tanggung jawab, kewajibannya ialah tetap di tempatnya, di dekat meriam. Di sana ia tinggal setama dua puluh menit, di tengah pertempuran hebat di mana peluru berseliweran di sekitarnya, sementara ia tetap siap sedia untuk melaksanakan tugasnya apabila diperlukan.
Pada akhir peperangan, setelah kapal perang Chester bersama kapal penjelajah Jerman menang dalam pertempuran hebat tersebut, satu-satunya orang dari anak buah kapal yang bertugas mengoperasikan yang tidak luka berkata kepadanya:
“Aku luka juga! Di sini di dadaku. Tetapi menangkah kita?”
“Ya, temanku”.
Anak itu jatuh pingsan. la beberapa hari dirawat di rumah sakit, namun akhirnya meninggal karena luka-lukanya, tetapi ia puas karena yakin bahwa ia telah menunaikan kewajibannya. la tetap tinggal di tempatnya”, seperti halnya dengan setiap pramuka.
- Scouting For Boys : Disiplin Diri Sendiri (Kepatuhan)
- Scouting For Boys : Disiplin Diri Sendiri (Keberanian)
- Scouting For Boys : Disiplin Diri Sendiri (Kegembiraan)
Posting Komentar