Active Learning sebagai Metode Pendidikan Kepramukaan


image : ridhatiwi.wordpress.com

Pengantar

Mengacu pada Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No 200, Tahun 2011 tentang Panduan Teknis Kurus Pembina Pramuka Mahir, disebutkan bahwa pendidikan Kepramukaan merupakan proses pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui Kegiatan yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan spiritual, emosional, sosial, intelektual, fisik dan pengalaman peserta didik dapat berkembang dengan baik dan terarah.

Menghadirkan acara latihan Pramuka yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan dan penuh tantangan dapat dicapai melalui penerapan metode latihan yang tepat, salah satunya adalah "metode actve learning". Metode ini besifat "dari, oleh dan untuk para peserta didik" atau menjadikan "peserta didik sebagai pusat pembelajaran" bukan "kakak pembina sebagai pusat pembelajaran". Menurut para ahli pendidikan terdapat "active learnin" memiliki  ciri-ciri  yaitu :  
  1. pembelajaran atau latihan berpusat pada peserta didik
  2. pembelajaran atau latihan terkait dengan kehidupan nyata,
  3. pembelajaran atau latihan mendorong peserta didik  untuk berpikir tingkat tinggi, 
  4. pembelajaran atau latihan mampu melayani gaya belajar peserta didik  yang berbeda-beda, 
  5. pembelajaran atau latihan mampu mendorong peserta didik untuk berinteraksi multiarah antara dirinya dengan temannya, dirinya dengan pembinannya, dirinya dengan lingkungannya, dll.
  6. pembelajaran atau latihan menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar, 
  7. penataan lingkungan belajar memudahkan peserta didik  untuk melakukan kegiatan belajar atau latihan,
  8. pembina  memantau proses belajar peserta didik dan 
  9. pembina  memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.

Kelebihan Model Active Learning

Metode  pembelajaran “active learning”, salah satunya dilatarbelakangi oleh pandangan Konfusius di China lebih dari 2400 tahun yang silam, yang menyatakan bahwa: yang saya dengar, saya lupa; yang saya lihat, saya ingat; dan  yang saya lakukan, saya paham. Untuk tujuan pembelajaran atau pendidikan  Silberman (2006) memodifikasi dan memperluas ketiga pernyataan sederhana dalam ajaran konfusius di atas menjadi apa yang disebut paham belajar aktif, sebagai berikut: What I hear, I forget; What I see, I remember a litle; What I hear, see and ask questions abaut or discuss with someone else, I begin to Understand; What I hear,  see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill; What I teach to another, I master. 

Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB mencanangkan  4  pilar pendidikan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan yaitu :
  1. learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran, 
  2. learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengamalan dan  pelaksanaannya, 
  3. learning to be,  yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa apsek  kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak 
  4. learning to life together, yaitu  belajar hidup dalam kebersamaan yang merupakan aspek kesosialan anak,  bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagaman yang ada di sekililing siswa/peserta didik.
Keempat aspek tersebut di atas diterjamahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) juga berpusat pada anak (studen-centered learning ) dan  pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. 

Metode Active Learning untuk Pendidikan Kepramukaan
Active learning sejalan dengan pendidikan kepramukaan yang menekankan pentingnya proses pendidikan, latihan dan kegiatan yang yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai dengan bakat dan minatnya sebagaimana disebutkan dalam rujukan pendidikan kepramukaan di atas. Metode ini juga akan menjadikan latihan pramuka menarik karena peserta didik menjadi aktif dan tidak pasif


Untuk dapat menerapkan active leaning maka para Pembina Pramuka harus memperhatikan 4 yaitu : pendidikan kepramukaan, peserta didik, pembina dan proses pendidikan kepramukaan. Keempat aspek tersebut harus diperhatikan dan menjadi satu kesatuan pemahaman dan acuan dalam menyusun program dan kegiatan. Pemahaman terhadap pendidikan  kepramukaan adalah pemahanan terhadap  hakekat prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan. Pemahaman terhadap peserta didik adalah pemahaman terhadap keberadaan, sifat dan karakter anak dan remaja Indonesia yang memiliki bakat dan minat berbeda, Pemahaman terhadap Pembina Pramuka adalah pemahaman tugas dan tanggungjawab Pembina Pramuka sebagai anggota dewasa Gerakan Pramuka serta Pemahaman terhadap proses pendidikan kepramukaan adalah pemahaman terhadap segenap kurikulum, metode, model dan media latihan di lingkungan kepramukaan.


Lihat topik/entry terkait :

Sumber :
  • Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No 200, Tahun 2011 tentang Panduan Teknis Kurus Pembina Pramuka Mahir
  •  www.academia.edu /9699715/Makalah_Model_Active_Learning_2014
  •  puanrose1.blogspot.com/2013/05/29-macam-strategi-pembelajaran-berbasis.html


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama