PRABUHI : Pramuka Buku Hidup



Latar Belakang
  • I am Reading Volunteer Scout, so are you! We're brothers and sisters, best friends forever! We read for mankind, equality, and peace! Widya Pradana Dharma Kosala" atau dalam Bahasa Indonesia "Saya Prabuhis, Kakak Prabuhis, kita bersaudara, Sahabat sejati. Kita membaca untuk Kemanusiaan, Kesetaraan, dan Perdamaian. Widya Pradana Dharma Kosala!". Kalimat  itulah yang diucapkan seorang anggota pramuka ketika diinagurasi untuk dapat  bergabung dalam sebuah gerakan moral atau aksi sosial bernama Prabuhi atau Pramuka Buku Hidup.  Prabuhi adalah fenomena baru dalam lingkungan pendidikan kepramukaan di era media sosial. Komunitas ini hidup dan berkembang ditopang oleh media sosial yang dikelola secara sehat, dinamis, komunikatif dan kreatif.
  • Prabuhi merupakan kelompok sukarelawan membaca yang mengejawantahkan ajaran founder pendidikan kepanduan Lord Baden Powell tentang  "semangat belajar sepanjang hayat, dan berbagi pada sesama". Dengan kata lain pula Prabuhi adalah para  pramuka yg berhimpun dalam satu "kelompok belajar, berkarya dan berkarsa" sekaligus sebagai salah satu upaya  mengamalkan Tri Satya & Dharma ke-2 + ke-5 dalam Dasa Dharma..
  • Prabuhi mengusung spirit keterbukaan dan equality atau kesetaraan yang artinya tidak pilih kasih dan menganggap semuanya memiliki HAK UNTUK TAHU yang berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali. Termasuk mereka yang tidak bisa membaca karena keterbatasan fisik, karena secara kultur tidak suka/ingin membaca, dan juga mereka yang tidak memiliki akses pada sumber-sumber literasi.
  • Prabuhi itu karsa utamanya adalah membaca buku (belajar sepanjang masa) tapi kita hanya membaca dan belajar yang bersifat baik dan benar serta sesuai etika dan norma yang berlaku sehingga pada akhirnya memiliki pemahaman yang lebih baik.
Para Pelopor
  • Pada awalnya gerakan moral ini digawangi oleh 5 orang Pramuka Dewasa: Atta Verin (Bandung), Susanti Yulianti (Sukabumi), Madrim Kusumah Andhini (Bandung), Abdi Matondang (Jakarta) dan D Faried Azziz (Bekasi). Dengan menggunakan media jejaring social facebook & twitter sebagai “markas besar” aksi ini dicanangkan oleh Ketua Kwarda Jabar kak Dede Yusuf Macan Effendi pada Hari Bela Negara tanggal 19 Desember 2012.
  • Kemudian kegiatan ini diapresiasi oleh World Organizatin of Scout Movement (WOSM) dengan pemberian penghargaan Messengers of Peace Hero Award tahun 2013, pada 23 September 2013 lalu kepada Kak Atta Verin sebagai salah satu penggagasnya. Prabuhi kini telah beranggotakan lebih dari 3000 volunteer muda / pramuka relawan membaca yang tersebar dibeberapa kota: Bandung, Sukabumi, Bogor, Jakarta, Kuningan, Tasikmalaya, Bekasi, Garut, Cimahi, Denpasar, Yogya , Medan dan beberapa kota lainnya.
Program Kegiatan
  • Sebagai sebuah gerakan moral Prabuhi tak mengenal soal jenjang registrasi dan hirarki birokrasi, namun  lebih mengutamakan kebersamaan, kesukarelaan, inovasi,  kreativitas dan kerja-kerja layaknya sebuah komunitas yang hidup.
Program-program PRABUHI sejalan dengan proses pendidikan kepramukaan yang mengutamakan volunterisme. Oleh karena itu Prabuhi dapat dilakukan oleh siapa saja yang terpanggil seara sukarela untuk melaksanakan gerakan moral dalam bidang literasi khususnya meningkatkan budaya baca para anggota Pramuka khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tim perintis PRABUHI di tiap kota biasanya bermula dari para Kakak  Pembina yang memiliki ketertarikan  dalam bidang relawan membaca.

Tujuan dan Sasaran
  • Dengan mengusung tujuan mendorong anggota pramuka menjadi agen aktif mengupayakan pemerataan dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan; mengembangkan minat baca masyarakat dari semua kalangan; memupuk rasa ingin tahu (better understanding citizen) dan memasyarakatkan budaya “belajar seumur hidup” (long life learning); mendekatkan sastra pada semua kalangan masyarakat; mengembangkan kemampuan berempati dan menjadi relawan rutin (aset/daya) di tengah masyarakatnya sendiri.
  • Prabuhi menargetkan masyarakat dari berbagai kalangan sebagai sasarannya; yaitu mereka yang tidak mampu membaca karena gangguan fisik, dan mereka yang karena kondisi ekonomi, jenjang pendidikan dan kultur menjauhkan diri dari buku (karya sastra dan bacaan sumber informasi dan ilmu pengetahuan lainnya) sehingga tidak melek informasi.
  • Diharapkan Pramuka Penggalang, Penegak & Pandega sebagai pelaksana aksi rutin (Prabuhis) dapat memperoleh manfaat yang sama dengan yang orang yang dibacakan melalui pengulangan proses menyerap informasi; dan mengasah kepekaan jiwa seorang sukarelawan, pembiasaan sikap peduli pada masyarakat & lingkungan sekitar lewat aksi berbagi, sekaligus menjadi aset bagi lingkungannya.


 Metode Implementasi Program

 Mengapa “Pramuka Buku Hidup”? 
Alasan:
  • Pramuka memiliki kewajiban pengamalan dharma ke-2 dan ke-5 dari Dasa Dharma (setidak-tidaknya).
  • Menjadikan kegiatan sebagai relawan suatu rutinitas, paling tidak seminggu sekali.
  • Membantu menumbuhkan minat baca dan mendorong pemerataan akses terhadap ilmu pengetahuan dan informasi bagi seluruh kalangan, termasuk mereka yang tidak mampu membaca atau memiliki keterbatasan untuk membaca di Jawa Barat.
  • Mengembangkan empati dan sifat welas asih.
  • Mewujudkan Jawa Barat makmur sejahtera dari warganya yang cerdas dan melek informasi.
Siapakah sasarannya?
Mereka yang tak mampu membaca, tapi ingin membaca
  • Tuna Netra
  • Lansia yang sudah memiliki gangguan penglihatan
  • Mereka yang tuna aksara
  • Mereka yang sakit (jika membaca akan memperburuk kondisinya)
  • Anak-anak kecil yang belum mampu membaca
  • Mereka yang malas membaca atau tidak suka membaca
  • Orang miskin yang tidak mampu beli koran, buku, atau majalah.
  • Orang yang tidak suka membaca, tapi suka mendengarkan/dibacakan.
  • Ibu-ibu/bapak-bapak yang merasa tidak punya waktu untuk baca tapi senang berkumpul (arisan, pengajian, dll.).
Siapakah pelaksananya?
  • Seluruh pramuka sebagai pribadinya masing-masing mulai tingkat Penggalang, Penegak dan Pandega; diimbau dan dilakukan pembiasaan (conditioning).
  • Pramuka tingkat Pembina; untuk memberi suri tauladan.
  • Relawan yang di luar pramuka yang ingin bergabung dalam kegiatan Pramuka Buku Hidup.

Bagaimana Membuat Laporan Setelah Melaksanakan Prabuhi
Untuk keperluan evaluasi kegiatan, Kakak minta adik-adik pelaksana Prabuhi melakukan pelaporan langsung setelah melaksanakannya:
  • Twitter : Tulis laporan singkat dimana lokasi prabuhi, siapa sasarannya dan kesan setelah pelaksanaan, follow @@prabuhiScout
  • Facebook : Tulis secara lengkap dan mendetail kegiatan prabuhi yang sudah kalian lakukan, di Group Pramuka Buku Hidup dengan Hastag #TPK = Kuningan #TPG= garut  #TPP= Pemalang,  #TPJ= Jakarta, #TPB= Bali, # TPT= Tasik dan tag ke Pramuka Buku Hidup
Standar Pelaksanaan
  • Pramuka penggalang, penegak, pandega, putra dan putri.
  • Sehat jasmani dan rohani (misalnya; tidak dalam keadaan batuk, sesak nafas, dll)
  • Melakukannya dengan ikhlas, gembira dan sepenuh hati.
  • Sudah memastikan sasarannya memang ingin dan bersedia dibacakan, sudah membuat janji waktu pelaksanaan dan menyetujui bahan bacaan yang akan dibacakan.
  • Jadwal di poin 4 sudah disetujui Kakak Pembina (kecuali utk Pandega, bisa mandiri).
  • Report afterward.
Do and Don’ts
Yang Boleh Dilakukan Saat Prabuhi:
  • Mengganti bahan bacaan sesuai mood atau keinginan sasaran saat itu.
  • Mengganti lokasi pembacaan demi kenyamanan sasaran dan prabuhi.
  • Mengobrol dengan sasaran sebelum membaca
  • Ngemil sambil membaca, jika itu yang dikehendaki sasaran (jika ditawari makanan).
  • Menawarkankan bahan bacaan lainnya, jika materi yang pertama sudah selesai dibacakan.
  • Membicarakan dan mendiskusikan isi bacaan setelah pembacaan selesai.
  • Jika diskusi tidak memuaskan sasaran atau dirasa mengganjal, prabuhi boleh menyarankan ada orang ketiga untuk menengahi.
  • Boleh meneruskan ngobrol beberapa saat setelah prabuhi, tetapi pastikan dulu selesai pembacaan, langsung laporan ke Kwartir.
Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Prabuhi:
  • Tidak mengawali pembacaan dengan salam, dan sopan santun
  • Mengganti bahan bacaan dan lokasi tanpa persetujuan sasaran.
  • Mengobrol dan ngemil sambil membaca tanpa persetujuan sasaran.
  • Membawa teman yang membuat konsentrasi membaca terbagi.
  • Berargumen kasar saat diskusi setelah pembacaan, apalagi sampai bertengkar dengan sasaran – sangat tidak boleh.
  • Tidak mengucapkan pamitan dengan baik dan santun setelahnya.
Selamat Berprabuhi. Salam Pramuka.

Sumber :
  • Tulisan dikirim oleh Kak Zeze (Leader Prabuhi). Ditulis ulang untuk keperluan ensiklopediapramuka on line oleh Anis Ilahi Wh.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama