Dinamika Kelompok : Jendela Johari




Pengantar

Penerapan sistim beregu (barung/regu/sangga/reka) sebagai salah satu metode pendidikan kepramukaan agar efektif membutuhkan pengembangan yang terus menerus. Regu (barung/regu/sangga/reka) yang sehat adalah yang anggotanya dinamis, memiliki saling pengertian yang tinggi, mampu bekerjasama secara positip, saling mengisi dan mengoreksi secara sehat dan bijaksana serta saling memotivasi dan menginspirasi. Para Pembina Pramuka dituntut mampu menerapkan "menejemen pengembangan regu" yang sehat,  dinamis, menarik dan efektif dengan beragam cara. Berbagai permainan dan metode pelatihan "Dinamika Kelompok"  perlu dikuasai oleh Para Pembina untuk membantu tugasnya itu. Salah satu bentuk dinamika kelompok yang sangat efektif  untuk "membangun perilaku regu/kelompok" yang sehat adalah "Jendela Johari". 


Pengertian

Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi dalam kelompok

Konsep ini disebut dengan "Johari" karena  merupakan gabungan nama dari kedua orang ahli penemunya (Joseph & Harry). Jendela Johari  pada dasarnya menggambarkan tingkat saling pengertian antar orang yang berinteraksi dalam sebuah kelompok/organisasi/lembaga/dll. Jendela Johar juga mencerminkan tingkat keterbukaan diri yang dibagi dalam empat bagian yaitu; open, blind, hidden dan unknown. 

Konsep

Jendela Johari bisa dijadikan sebagai media permainan dinamika kelompok. Sebagai sebuah permainan, Jendela Johari membutuhkan keseriusan dalam penerpannya agar menghasilkan manfaat yang besar.  Jendela Johari  berfungsi untuk memetakan sifat orang yang  dalam permainan ini sifat orang tersebut dikelompokkan kedalam menjadi 4 jenis, yaitu “Open/terbuka”, “Blind/buta”, “Hidden/tersembunyi”, dan “Unknown/tidak diketahui”. Keempat sifat tersebut dipetakan dan ditulis dalam sebuah sebuah persegi yang terbagi menjadi empat kuadran. 

  • Kuadran 1 (Open/terbuka) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain (saya tahu orang lain tahu).  Sifat “open/diketahui” adalah sifat yang diketahui oleh pemilik sifat dan juga diketahui  orang lain. Pemilik sifat merasa mempunyai sifat ini, dan orang lain juga tau sesorang memiliki sifat ini. 
  • Kuadran 2 (Blind/buta ) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri (saya tidak tahu orang lain tahu) 
  • uadran 3 (Hidden/tersembunyi) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain (saya tahu orang lain tidak tahu). 
  •  Kuadran 4 (Unknown/tidak diketahui) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang tidak diketahui, baik oleh diri kita sendiri ataupun oleh orang lain (saya tidak tahu orang lain tidak tahu).




Perilaku/perasaan/motivasi dimaksud di tiap kwadarn/kotak diisi  dengan kata sifat yang berjumlah 55 jenis yaitu : able (berkemampuan), accepting (diterima), adaptable (adaptif), bold (tegas), brave (berani), calm (tenang), caring (peduli), cheerful (ceria), clever (cerdas), complex (rumit/ruwt), confident (percaya diri), dependable (bisa diandalkan), dignified (berwibawa), energetic (energik), extroverted (ekstovet/terbuka), friendly (ramah/bersahabat), giving (mudah memberi), happy (ceria/bahagia), helpful (ringan tangan/mudah membantu), idealistic (idealis), independent (mandiri), ingenious (cerdas/banyak akanl), intelligent (cerdas/pandai), introverted (introvet/tertutup), kind (baik hati), knowledgeable (berpengetahuan), logical (logis), loving (penuh kasih sayang), mature (dewasa), modest (sederhana), nervous (mudah gugup), observant (jeli), organized (terorganizir), patient (sabar), powerful (kuat), proud (membanggakan), quiet (tenang), reflective (reflektif), relaxed (santai), religious (agamis), responsive (tanggap), searching (pencari), self-assertive (menonjolkan diri), self-conscious (percaya diri), sensible (bijaksana), sentimental (senitimental/mudah haru), shy (pemalu), silly (konyol), spontaneous (spontan), sympathetic (simpatik), tense (mudah tegang), dan trustworthy (dapat dipercaya).


 Alat & Perlengkapan
  • Kertas lembaran dengan kolom-kolom Jendela Johari  (lihat contoh di atas)
  • Daftar 55 kata sifat
  • Papan tulis/triplek/dll
  • Alat pendukung lain yang diperlukan  

Cara Bermain

  • Kakak Pembina memberikan pengantar tentang pentingnya kelompok (regu/sangga) yang sehat, dinamis dan kreatif karena akan menjadi bekal berharga dalam bermasyarakat nantinya. Untuk mencapai kelompok yang semacam itu dibutuhkan adanya kerjasama antar anggota kelompok dan kerjasama baru bisa terbentuk jika ada saling pengertian. Dalam rangka membangun saling pengertian itulah maka Kakak Pembina akan mengajak bermain "Jendela Johari".
  • Kakak Pembina menjelaskan cara bermain, manfaat dan syarat permainan ini agar bisa mencapai tujuan yaitu jujur, terbuka, argumentatif dan tidak boleh memojokan, menjelekan dan mengundang konflik.
  • Kakak Pembina membagikan kertas  yang telah diisi dengan kolom-kolom "jendela johari" dan daftar 55 kata sifat, setiap anggota kelompok/sangga masing-masing mendapat lembaran sesuai kebutuhan. Disiapkan pula kertas cadangan. 

Kakak Pembina menjelaskan cara mengisi sbb :

  • Kolom-kolom dalam Jendela Johari akan diisi dalam sebuah diskusi kelompok oleh masing-masing kelompok/sangga. Oleh sebab itu setelah dijelaskan masing-masing kelompok/sangga silakan mencari tempat yang nyaman dan aman. Diskusi dipimpin oleh  pemimpin sangga atau pemipin kelompok yang ditunjuk. 
  • Tahap pertama : masing-masing anggota mengisi terlebih dahulu kolom dalam kuadrant pertama yaitu kolom open/terbuka, yaitu sifat-sifat perilaku, perasaan, dan motivasi yang dia ketahui. Pilihlan 5 - 10 kata sifat yang paling sesuai dengan apa yang ada selama ini dalam diri sendiri.
  • Tahap Kedua :  setiap anggota kelompok secara begilir memberikan pendapat terhadap  sifat-sifat kawannya satu persatu sesuai dengan 55 kata sifat yang tersedia, pendapat disertai dengan argumentasi yang singkat. Kawan yang sedang dinilai tidak boleh memberi tanggapan, hanya mencapat terhadap penilaian tersebut. Fokus catatan adalah pada kita sifat dan penjelasan singkatnya saja.
  • Tahap ketiga :  setelah semua kawan mendapat giliran menilai kawannya yang lain maka tiba saatnya masing-masing anggota mengisi kotak-kotak yang lain berdasarkan masukan dari kawan-kawannya itu, dengan cara :
  • Pendapat dari kawan-kawannya yang sesuai dengan pendapat dirinya sendiri, masukkan dalam kotak/kuadratn pertama, karena ini termasuk sifat yang saya tahu orang lain juga tahu. Misalnya : saya berpendapat bahwa saya cerdas, bijak dan terbuka - ternyata dari hasil diskusi ada pendapat dari kawan-kawan yang sama tentang saya yaitu cerdas, bijak dan terbuka, maka berarti sifat ini diketahui oleh saya dan juga diketaui oleh orang lain.
  • Pendapat orang lain tentang diri saya yang tidak sesuai dengan pendapat saya, masukkan dalam kotak/kuadrant kedua, karena ini termasuk sifat yang orang lain tahu  tetapi saya tidak tahu. Misalnya : Dari hasil diskusi ternyata kawan-kawan saya  berpendapat bahwa saya peduli, dapat dipercaya dan pemalu sementara saya tidak merasa/tidka berpendapat  seperti itu.
  • Pendapat orang lain yang berbeda denga pendapat saya, masukan dalam kotak/kuadrant ketiga, karena ini termasuk sifat yang saya  tahu orang lain tidka tahu. Misalnya : menurut saya, saya memiliki sifat idealis dan mandiri, ternyata dari hasil diskusi tidak ada seorang kawanpun yang menyatakan bahwa saya memiliki sifa idealis dan mandiri.
  • Dari 55 kata sifat yang ada terdapat  sejumlah kata sifat, yang menurut saya dan kawan saya tidak ada dalam diri saya, masukan kata sifat ini dalam kuadratn keempat karena termasuk sifat-sifat tentang diri saya yang saya tidak tahu orang lain juga tidak tahu. 
  • Hasil ini dapat dipertukarkan dan didiskusikan antar anggota kelompok untuk memperkaya pendalaman masing-masing pribadi. Hasil "Jendela Johari"  kira-kira akan seperti :



Manfaat Permainan

Jendela Johari tepat untuk membangun atau meningkatkan dinamika kelompok pada regu/sangga/kelompok yang sudah cukup lama berinteraksi. Melalui permainan ini diharapkan para anggota kelompok memiliki konsep diri yang lebih mendalam baik dalam kaitan dengan keperluan "pengembangan kepribadiannya sendiri" mupun dalam "meningkatkan partisipasi dan sikapnya untuk membangun kelompok yang sehat"

Melalui permainan ini juga dapat diketuhui pribadi-pribadi yang sulit  diterima kelompoknya dan pribadi-pribadi yang kesulitan dalam berkelompok. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dengan melakukan perubahan sikap dan konsep diri atas hal-hal negatif yang ditemukan melalui permainan ini.

Konsep diri positif  adalah ketika pemahaman orang lain tentang diri kita sama tau bahkan lebih banyak daripada pemahaman kita tentang diri kita sendiri. Untuk memperoleh hal itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
  • Pengungkapan diri (Self Disclosure), dengan menceritakan informasi diri maka akan membuka daerah tersembunyi, sehingga orang lain akan mengetahui informas-informasi diri yang mungkin belum diketahuinya.  Dampaknya adalah semakin banyak informasi yang diketahui bersama dan akan memperluas daerah publik.
  • Umpan balik (feedback), informasi tentang diri yang diberikan oleh orang lain sebagai umpan balik akan membuka daerah buta sehingga seseorang yang menerima umpan balik akan lebih mengenal dirinya dan memperluas wilayah daerah A. Umpan balik bertujuan untuk memberikan informasi yang konstruktif bagi seseorang. Umpan balik diberikan ketika seseorang telah siap menerima umpan balik, karena jika orang itu tidak siap, umpan balik dapat berubah menjadi bumerang yang berbahaya.

Joseph Luft berpendapat bahwa manusia harus terus meningkatkan self-awareness dengan mengurangi apa yang ada di Kuadran 2/area Blind. Kuadran 2 merupakan area rapuh yang berisikan apa yang orang lain ketahui tentang kita, tapi tidak kita ketahui, atau lebih kita anggap tidak ada dan tidak kita pedulikan. Mengurangi are Blind kita juga berarti bahwa kita memberbesar Kuadran 1 kita-area Open, yang dapat berarti bahwa self-awareness serta hubungan interpersonal kita akan mengalami peningkatan.

Luft menawarkan beberapa saran untuk meningkatkan self-awareness kita:
  • Mengurangi sikap merasa terancam atau terasing  dalam lingkungan sosial (kelompok) dan lebih mengembangkan sikap saling percaya 
  • Terus membangun kesadaran diri sendiri dengan sikap positip secara alami bukan dalam situasi keterpaksaaan
  • Megembangkan sikap interpersonal agar terus positip dengan cara memperbesar kudarant 1 (orang lain tahu saya tahu) dan memperkecil kuadrant yang lain.
  • Mengembangkan sikap sensitivitas untuk terus menjaga yang rahasia yang personal dan yang sensitif  menyankut informasi/perilaku orang lain sebagaimana tercantum dalam kuadran2,3,4.
Penutup

Para Pembina khususnya Pembina Penegak bisa melakukan permainan ini secara berkala. Data-data hasil permainan ini dari tiap anggota ambalan sebaiknya para Pembina juga memegang dan menyimpannya. Data ini sangat penting untuk melakukan pembinaan kepribadian dan juga bisa dimanfaatkan untuk membuat bahan renungan pada saat yang bersangkutan akan dilantik sebagai Penegak Bantara atau Laksana atau dalam moment-moment lain.

Selamat Memandu

Sumber :
http://spss.wordpress.com
http://ruangpsikologi.com
http://faisaldwiyana.wordpress.com

dan dilengkapi dari berbagai sumber lain,  diadaptasi dan ditulis ulang untuk keperluan "ensiklopediapramuka" (-aiw)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama