Bivak : Teknik Hidup di Alam Bebas



Pengertian
  • Berpetualang di alam bebas merupakan kegiatan kepramukaan yang sangat menarik. Banyak hal yang harus diketahui agar dapat berpetualang dengan  aman dan nyaman. Salah satunya adalah membuat tempat perlindungan - jika selama berpetualangan tidak mungkin membawa tenda. 
  • Tempat berlindung dapat dibuat dari alat-alat dan bahan yang diperoleh di sekeliling tempat kita berada. Tempat perlindungan yang baik adalah tempat yang mampu menjaga dari  kepanasan, kedinginan, kehujanan dan aman dari gangguan binatang buas. Tempat perlindungan di alam bebas  semacam itu disebut bivak atau  shelter.

Jenis-jenis bivak atau shelter
  • Bivak alam, tempat berlindung yang dibuat dengan menggunakan bahan - bahan yang terdapat di alam seperti ; pohon tumbang, lubang pada pohon besar, gua, bivak dari bambu, bivak dari daun tumbuh - tumbuhan
  • Bivak buatan, menggunakan plastik, menggunakan fly sheet, menggunakan jas hujan, menggunakan ponco, dsb.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Bivak
  • Untuk berapa lama, dengan merencanakan akan berapa lama berlindung di suatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan terjaga.
  • Untuk Sendiri atau kelompok, buatlah tempat berlindung yang sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu luas dan tidak terlau sempit sehingga kehangatan tempat berlindung tetap terjaga.

Memilih tempat untuk bivak
Untuk menjaga kenyamanan, keamanan, tetap hangatnya tempat berlindung serta menghindari cepatnya penurunan daya tahan tubuh, perhatikan hal berikut ;

  • Dirikan bivak yang terlindung dari terpaan angin, jangan dirikan bivak ditempat yang terbuka dari terpaan angin
  • Dirikan bivak pada tempat yang kering dan rata, untuk daerah yang lembab, buatlah para - para yang kokoh. Jangan dirikan bivak dilereng gunung atau lembah
  • Dirikan bivak dibawah kerindangan pohon yang tembus sinar matahari. Jangan dirikan dibawah pohon yang rapuh dan lapuk
  • Pada situasi bivak yang permanen, usahakan dirikan pada daerah yang dekat dengan sumber air. Jangan dirikan bivak dialiran sungai dan jalur lintas binatang.
  • Di daerah tempat akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya.
Bivak yang aman
  • Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik  sebab semuanya akan menentukan kenyamanan dan keamanan
  • Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang - lubang dalam tanah dan sebagainya. 
  • Apabila memilih gua,  harus dipastikan bukan goa tempat  persembunyian satwa. Goa yang akan dijadikan bivak tidak  boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya. 
  • Tanah berlubang atau tanah yang rendah juga bisa dijadikan sebagai tempat bivak/berlindung yang aman.  Tanah seperti  ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. 
  • Pastikan goa, tanah berlubang atau tempat - tempat lain yang akan digunakan untuk berlindung  tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup maka buatlah dinding pembatas dari bahan - bahan alami. 

Cara membuat bivak


Model 1 : 
Canangkan dua  tongkat kuat-kuat ke dalam tanah kemudian pasang  tongkat ke tiga di atas kedua tongkat tadi. Sandarkan beberapa potong kayu untuk menyangga,  bivak yang dipasang harus membelakangi arah datangnya angin  dan dapat diperkuat lagi dengan potongan-potongan kayu melintang untuk tempat menyangkutkan rumput, alang-alang,  rumbia, ranting berdaun rimbun,  atau bahan apa  saja yang dapat digunakan sebagai atap.


Bivak yang digunakan untuk satu orang berukuran kurag lebih : tinggi 1 m, lebar 1 m, dan panjang 2 m. Jika akan membuat api pendiangan  buatlah sekitar 1 - 2 m dimuka bivak.  Bila bivak akan digunakan untuk beberapa orang dapat dibuat dengan ukuran tinggi 1 ,5 - 1,8 m dan dalamnya sekitar 1,8 - 2,1  m. Dengan ukuran ini beberapa orang dapat tidur berjajar-jajar dengan kaki mengarah ke api supaya tetap hangat.

Cara memasang atap pada rangka bivak harus dimulai dari atas  seperti halnya memasang genting di bangunan rumah.   Dengan cara ini atap bivak tidak akan ditembusi air hujan. Kalau perlu supaya lebih rapat dan kuat di atas atap  rumput, alang-alang, dan dedaunan yang dijadikan atas dijepit lagi dengan tongkat  untuk menjaga  dari tiupan angin kencang yang mungkin dapat merontokkannya.





Model 2 : 
Cara ke dua untuk mendirikan bivak gubuk yang lebih lengkap dapat dilakukan dengan cara menyandarkan tongkat pada sebuah pohon bercabang setinggi 1,5 m dari tanah dengan ujung tongkat


berjarak  2,5  dari pohon.  Kemudian sandarkan kayu-kayu pada tongkat dan tutplah dengan atap dari bahan apa saja, kemudian dilapis dengan lembaran plastik supaya tidak  bocor. 

Model 3 :
Cara ketiga adalah mendirikan bivak dengan menggunakan ponco (jas hujan)  lembar plastik atau flysheet yang biasanya dibawa sebagai perlengkapan utama ketika dalam kegiatan penjelajahan di alam bebas atau ketika mendaki gunung. Mudah sekali membuat bivak bermaterial non alami ini.

Pembuatan bivak dengan material non alami bisa kita improvisasikan dengan menambahkan bahan-bahan alami sebagai pelengkap dan dengan  tujuan agar bivak tersebut bisa sedikit lebih nyaman. Lihat gambar di bawah ini.




Model 4 :
Model bivak yang dibangun dari bahan/material alami. Sebagaimana di jelaskan di atas ada banyak sekali bentukan-bentukan alami yang bisa dijadikan sebagai bivak atau tempat perlindungan, seperti pohon besar yang tumbang, gua, celah batu. Disamping itu dari material alami kita juga bisa membuat bivak  yang cukup nyaman.


Selamat mengembara. Salam Pramuka.


Sumber :
Buku "Petunjuk Praktis Berkemah"  Idi Sulaeman, Gramedia, Jakarta, 1983
Buku "Panduan Teknis Pendakian Gunung", Hendri Agustin,  2006.

Media Online : http://arifudin.wordpress.com/2010/11/16/macam-macam-bivak/




Lebih baru Lebih lama