Haji Agus Salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun. Beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, dikenal dikenal sebagai diplomat ulang karena menjabat Menteri Luar negeri dalam beberapa Kabinet dari tahun 1946 – 1950.
Tahun 1928, Kyai H. Agus Salim dalam Konggres SIAP (Serikat Islam Afdeling Padvinderij) di Kota Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah mencetuskan istilah Pandu atau Kepanduan Nasional Indnesia sebagai tanggapan pelarangan penggunaan istilah Padvinder untuk organiasi Kepanduan Nasional Indonesia oleh Penjahan Belanda.
SIAP (Serikat Islam Afdeling Padvinderij) setelah Kemerdekaan RI berubah menjadi (Serikat Islam Angkatan Pandu). Lahirnya istilah Kepanduan memperoleh sambutan hangat dari para Tokoh Kepanduan Nasional karena dapat membedakan secara tegas antara “Kepanduan” dan “Padvinderij”. “Kepanduaan” berorientasi pada kepentingan pergerakan nasional menuju persatuan dan kemerdekaan Indonesia sedangkan “Pandvinderij” berorientasi pada kepentingan pemerintah Kolonial Belanda
Tahun 1928-1935 bermunculan gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernafas kebangsaan maupun keagamaan. Organisasi Kepanduan yang bernafaskan kebangsaan seperti : Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan Organisasi kepanduan yang bernafas agama, seperti Pandu Ansor, Al Wathoni, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI), dll.
Print this page