METODE LATIHAN PRAMUKA "KEKUATAN BERDUA" UNTUK MENANAMKAN SIKAP KERJASAMA

 

 

 

PENGANTAR

Metode latihan Pramuka "Kekuatan Berdua"  (The Power of Two) dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis, menanamkan sikap kerjasama dan menghargai pendapat orang lian. Terdapat beberapa nilai Dasa Darma yang dapai ditanamkan melalui metode ini seperti : Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, Patuh dan Suka Bermusyawarah, serta Suci Dalam Pikiran dan Perbuatan.

Metode latihan Pramuka The Power of Two, termasuk bagian dari belajar kooperatif  yang dilaksanakan dengan dalam kelompok kecil untuk  menumbuhkan sikap kerja sama secara maksimal. Kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar terutama dalam hal kermampuan bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain (Mafatih, 2007). Menurut pakar pendidikan lainya yaitu  Muqowin (2007), strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari kerjasama sinergis. Hal itu didasari pandangan bahwa pikiran, pandangan atau pendapat  dua orang tentu lebih baik daripada satu orang.

 

PROSEDUR LATIHAN

Prosedur Latihan Pramuka dengan metode "The Power of Two" dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

Langkah pertama, setelah upacara pembukaan latihan selesai, Kakak Pembina mengajak adik-adik untuk bermain, bernyanyi dan bertepuk tangan untuk membangun suasana kegembiraan dan suasana latihan agar lebih cair. Kemudian Kakak Pembina menjelasakan materi latihan hari ini dengan metode "kekuatan berdua". Metode ini untuk melatih kita berfikir kritis, imajinatif, inovatif dan koperatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan. 

Kakak Pembina dapat menekankan pentingnya sikap kerjasama, menghargai pandangan orang lain, melihat persoalan dari berbagai sudut pandang, yang dikaitkan dengan nilai-nilai Dasa Darma. Kakak Pembina menyampaikan pertanyaan atau materi yang akan menjadi topik bahasan.

Pertanyaan dapat diberikan dengan cara memberikan cara menonton video, menunjukkan serangkaian gambar atau foto, melalui naskah cerita, melalaui berita online, dsb. Misalnya ditunjukan foto atau video musibah banjir sehingga memakan banyak korban harta benda, dari foto atau video peristiwa ini kemudian Kakak pembina mengajukan pertanyaan, mengapa atau apa penyebab musibah ini terjadi, bagaimana cara menanggulanginya, apa yang bisa dilakukan oleh para Pramuka dalam ikut serta mengtasi banjir dan apa yang bisa dilakukan untuk meringankan beban masyarakat yang terken musibah banjir, dst.

 

 

Langkah kedua, Kakak Pembina meminta setiap peserta didik untuk membaca atau melihat materi yang diberikan, kemudian menghayati, merenungkan, dan mencatat jawaban, pandangan atau pendapat-pendapat setiap peserta didik terhadap materi yang diberikan. 

Langkah ketiga, Kakak Pembina dengan metode permainan tertentu yang menyenangkan dan membutuhkan konsentrasi, membagi kelompok (perindukan, pasukan atau ambalan) agar menjadi pasangan dua-dua. Setelah setiap peserta didik berpasang-pasangan, maka Kakak Pembina melakukan langkah keempat.

Langkah keempat,  Setelah setiap peserta didik berpasangan, Kakak Pembina meminta setiap peserta didik mendiskusikan hasil jawaban atau perenungan dengan pasangannya. Hasil diskusi dirumuskan menjadi jawaban atau pendapat baru dari dua orang. Dalam proses ini Kakak Pembina bisa memberikan pendampingan dalam perumusan masalah atau membantu menemukan jalan tengah dari dua jawaban yang berbeda jauh. 

Langkah kelima, setelah setiap pasangan selesai berdiskusi, Kakak Pembina mengajak kembali untuk bergabung dalam kelompok besar. Perubahan dari formasi pasangan berdua ke formasi kelompok dapat dilakukan dengan permainan, isyarat peluit, kode pembentukan barisan, dsb.

Langkah keenam, Kakak Pembina meminta setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, untuk ditanggapi oleh kelompok lain. Tanggapan dari anggota kelompok digunakan untuk menyempurnakan hasil diskusi ketika berpasangan.

Langkah ketujuh,  Setelah semua kelompok selesai merapikan hasil diskusinya, kemudian Kakak Pembina meminta hasil diskusinya untuk dimuat di media sosial, blog, majalah dinding sekolah, atau dibikin poster, buku kecil untuk dibadikan dan bisa dibaca oleh orang lain secara lebih luas. Kakak Pembina mengakhiri latihan.

 

REKOMENDASI

Metode ini bisa digunakan untuk latihan Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, dengan membedakan topik, cara membangun suasana dan hasil yang diharapkan. Untuk jenjang Siaga, topik bisa disederhanakan seperti masalah lingkungan rumah, persahabatan, giat belajar, kebersihan diri, dsb. Unyik jenjang Penggalang bisa sedikit luas dengan membahasa persoalan masyarakat dan lingkungan, namun demikian output diskusi bersifat hal-hal untuk mengatasi masalah secara praktis dan jangka pendek.

Untuk jenjang Pramuka Penegak Pandega, topiknya bisa lebih komplek meliputi persoalan negara, bangsa dan persoalan global, dengan output diskusi tidak terbatas untuk mengatasi hal-hal praktis dan jangka pendek, namun bersifat jangka panjang dan bersifat inovasi kebijakan atau program. 

Selamat berlatih. Salam Pramuka.
 
 
 
Referensi
  • Mafatih, Ahmad Bisyri Hadi. 2007. Makalah Strategi Belajar Dengan Cara Kooperatif (Bidang Studi IPS). http://media.diknas.go-id. Diakses pada tanggal 28 Mei 2008
  • Muqowin. 2007. “Strategi Pembelajaran”. http://muqowin.com. Diakses tanggal 25 April 2008.
  • Sanaky, Hujair H. 2006. Metode dan Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Pemberdayaan Peserta Didik. http://sanaky.com. Diakses pada tanggal 2 Maret 2008


Lebih baru Lebih lama