Ice Breaker sebagai Media Pendidikan Kepramukaan




Pengantar

Sistem pendidikan kepramukaan yang menekankan pentingnya sistem beregu memerlukan pembentukan suasan latihan/belajar dalam kelompok yang baik dan nyaman. Kelompok yang dinamis dengan para anggota yang bersedia  saling mengisi, saling bekerjasama, saling memotivasi, saling menginspirasi dan saling memuliakan akan sangat menentukan keberhasilan sebuah latihan kepramukaan baik dalam bentuk latihan mingguan, perkemahan, gladian satuan, latihan pengembangan kepemimpinan, kursus-kursus  dan berbagai jenis pertemuan lainnya.

Pengelolaan kehidupan beregu atau kehidupan kelompok harus selalu menjadi perhatian oleh Para Pembina sebelum sebuah proses latihan kepramukaan dilaksanakan. Permainan "ice breaker" adalah salah satu cara yang cukup  efektif untuk memulai sesi pelatihan atau "team building"  sebelum proses utama pelatihan dilaksanakan. "Ice breaker" dapat mencairkan suasan kebekuan, sifat saling menunggu, sifat menjaga jarak, sifat enggan bekerjasama dan beragam sifat lainnya yang umumnya terjadi pada setiap kerja kelompok.

Fungsi Ice Breaker

Sesi  "ice breaker"  yang dirancang dengan baik dan dilaksanakan secara teoat guna akan membantu pembentukan kehidupan kelompok yang dinamis dan partisipatif.  Dengan para anggota kelompok mengenal satu sama lain, memahami tujua kehidupan kelompok, memahami arti penting pertemuan dan  mengenal Kakak Pembina/Fasilitator  para anggota pramuka akan lebih terlibat dalam proses pelatihan sehingga  pertemuan menjadi lebih efektif  dan sukses menggapai tujuan.

Namun demikian sesi "ice breaker" yang tidak disiapkan dengan baik akan dapat menjadi bencana dan mendemotivasi kehidupan kelompok. Ibarat mobil pemecah es raksasa jika sukses memecah es maka akan memuluskan jalan bagi siapa saja yang akan lewat, sebaliknya jika mobil itu gagal maka akan dapat menjadi bencana bagia siapa saja. "Ice breaker" yang buruk hanya akan membuang-buang waktu, menimbulkan kesalahpahaman, ketidakpercayaan, menurunkan motivasi dan partisipasi.

Merancang ice breaker yang efektif

Seperti namanya, sesi ice breaker dirancang untuk "memecahkan es"  atau "memecahkan kebekuan" pada sebuah acara atau pertemuan. Kesederhaan merupakan kunci sukses menerapkan metode ini, disamping itu perhatikan pula susun  tujuan yang ingin dicapai, kenali motivasi peserta dan pastikan bahwa sesi  yang akan diberikan nyaman dan sesuai  untuk semua orang yang terlibat.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan ketika akan merancang dan menggunakan sesi "ice breaker" adalah :
  • Anggota kelompok umumnya berasal dari  berbagai latar belakang.
  • Perlu adanya adaptasi dalam kelompok  sehingga masing-masing indivisu dapat bekerja sama menuju tujuan bersama.
  • Adakalnya kelompok yang ada adalah kelompok yang baru terbentuk.
  • Adakalnya kelompok yang terbentuk sudah lama namun agenda pelatihan yang akan dikerjalan merupakan hal baru sehingga perlu kelompok perlu dimotivasi ulang.
  • Penting, sebagai Pembina/Fasilitator  harus mengenal dengan baik para partisipannya, sebaliknya para partisipan harus diberi peluang untuk mengenal dengan baik Pembina/Fasiitatornya..

Faktor-faktor terbentuk  Es/Penghalang dalam Kelompok
 
Untuk dapat merancang dan menggunakan "ice breaker" atau  pemecah es yang efektif maka perlu dikenali terlebih dahulu karateristik  "es" yang akan dipecah.

  • Jika anggota kelompok adalah orang-orang yang  perbedaan sudut pandang atau pikiran terhadap sebuah hal, maka yang jadi es atau penghalang kemungkinan karena adanya perbedaan fakta atau data yang dimiliki
  • Jika anggota kelompok adalah orang-orang yang memiliki nilai dan tingkat jabatan dalam organiasi maka yang jadi es atau penghalang kemungkinan adalah karena  perbedaan status antara peserta.
  • Jika anggota kelompok adalah orang orang-orang yang bekerja dalam komunitas yang berbeda, maka yang jadi es atau penghalang kemungkinan berasal dari perbedaan persepsi orang satu dengan yang lain, dsb.

Berbagai perbedaan di atas harus ditangani dan dipecahkan karena sensitif dan dapat menganggu dinamika kelompok.  Pembina/Fasilitator harus  fokus pada apa yang penting dan berguna untuk mendukung sesi latihan berikutnya. Fokus yang terlalu luas akan memecahkan konsentrasi dan mengaburkan tujuan sebab yang ingin hanyalah ingin memecahkan dan mengungkap es/penghalang bukan ingin memecahkan/mengungkap seluruh gunung es. Ice breaker yang efektif  fokus pada kesamaan bukan pada perbedaan individu), seperti kepentingan bersama dalam hasil acara.

Merancang Icebreaker Anda

Setelah mengenali sumber terbentukny es/penghalang maka langkah berikutnya adalah menentukan kunci yang pas untuk memecahkannya. Salah satu kunci dimaksud adalah fokus  pada upaya mencapai tujuan dan sesuai dengan kebutuha kelompok orang yang terlibat. Tujuan harus dirumuskan secara spesifik, terukur dan berdasar pada masalah yang akan dipecahkan.

 Sebagai contoh, ketika ada kebutuhan untuk  memecahkan masalah dalam kehidupan regu penggalang yang Kakak-kakak bina, mungkin tujuan "ice breaker" yang dapat dirancang adalah :


    "Untuk menciptakan lingkungan kerja kelompok yang baik dalam regu, maka hari ini kita semua anggota yang terlibat pada hari ini harus mau melepaskan ego, latar belakang keluarga, peran dan prestasinya di sekolah, kita harus angga semua sama"

Dengan tujuan yang jelas, maka langkah berikutnya adalah merancang model permainan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memecah kebekuan. Siapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap kebekuan dalam kelompok, misalnya
  • "Hal apa yang menjadikan orang nyaman dalam kelompok sehingga mau berkontribusi?
  • "Bagaimana cara mengatasi perbedaan motivasi dan keinginan tiap anggota kelompok yang berbeda-beda?"
  • "Tujuan semacam apa yang bisa mengikat komitmen seluruh anggota?", dsb.
Berbagai pertanyaan tersebut  disusun dalam sebuah check list untuk melakukan evaluasi dan mperbaikan-perbaikan sesi ice breaker berikutnya:



Lihat topik/entri terkait
Ice Breaker : Wortel, Kopi & Kelereng
Ice Breaker : Jika Maka

Sumber :
  • www.mindtools.com 
  •  "Ice Breaker Permainan Interaktif Edukatif untuk Pelatihan Menejemen", DR. Adi Soenarno, MBA, diterbitkan oleh  Penerbit Andi, Yogyakarta, tahun 2005

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama