Pengantar
Kegiatan kepramukaan sangat menarik untuk diabadikan baik dengan kamera foto maupun video. Bahkan kamera telah menjadi bagian tak terpisahkan dan menjadi teman setia para pramuka untuk mendokumentasikan beragam kegiatan di alam bebas.
Agar penggunaan kamera menghasilkan gambar-gambar yang artistik dan memenuhi standar teknis, para Pramuka perlu memahami dua hal. Pertama, pemahaman tentang bahasa gambar atau komposisi agar dapat menghasilkan gambar yang artistik dan komunikatif. Kedua, pemahaman tentang spesifikasi teknis sebuah kamera seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, pengaturan jarak, dll agar dapat menghasilkan kualitas gambar teknis gambar yang baik
Agar penggunaan kamera menghasilkan gambar-gambar yang artistik dan memenuhi standar teknis, para Pramuka perlu memahami dua hal. Pertama, pemahaman tentang bahasa gambar atau komposisi agar dapat menghasilkan gambar yang artistik dan komunikatif. Kedua, pemahaman tentang spesifikasi teknis sebuah kamera seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, pengaturan jarak, dll agar dapat menghasilkan kualitas gambar teknis gambar yang baik
Komposisi Gambar
Komposisi adalah cara menata elemen-elemen/obyek dalam gambar seperti garis, bentuk, warna, terang - gelap, dsb. Dengan pengaturan komposisi yang baik maka akan apat ditonjolkan mana subjek utama mana elemen pendukung dalam sebuah gambar.
Pengaturan komposisi yang benar akan dapat menghasilkan visual impact yaitu sebuah kemampuan untuk menyampaikan pesan dan perasaan dengan sebuah gambar. Sebuah foto atau rangkaian gambar dalam sebuah video akan tampak lebih menarik jika pengaturan letak, perbandaingan antar obyek dan persambungan antar satu gambar dengan gambar yang lain tertata dengan artistik baik aspek angle (sudut pengambilan), size (ukuran), maupun komposisi (tata letak).
Komposisi gambar dalam sebuah karya fotografi terdiri dari aspek :
- Aspek Pembingkaian (Framing).
- Aspek Camera Angle (Sudut Kamera)
Sedangkan komposisi gambar dalam sebuah karya videografi disamping kedua aspek di atas ditambah dengan :
- Aspek Penempatan Kamera (Camera Blocking)
- Aspek Gerakan kamera (Camera Movement.
Tujuan Mengatur Komposisi
- Untuk mengatur komposisi gambar agar tercapai keseimbangan mana yang menjadi subyek utama mana yang menjadi elemen pendukung.
- Untuk mewujudkan ide, pesan dan keindahan melalui penyusunan sebuah gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam sebuah gambar atau rangkain gambar.
- Untuk melatih kepekaan mata dan hati menangkap berbagai unsur dalam sebuah peristiwa yang akan dijadikan obyek pengambilan gambar.
Kriteria Komposisi Gambar yang Baik
Alan Wurtzel, Ph.D dan rekannya Stephen R Acker, Ph.D (New York University dan Ohio State University) dalam buku mereka“ TELEVISION PRODUCTION ” mengatakan bahwa, komposisi gambar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria tersebut sebagai berikut :
- Unsur-unsur gambarnya menyatu
- Menciptakan hubungan psikologis dan ruang antar unsur -unsur gambar.
- Mengarahkan perhatian penonton kepada unsur-unsur gambar menarik (point of interest) dalam bingkai gambar (frame).
- Menghasilkan gambar yang indah dan menarik untuk dilihat.
Contoh gambar dalam salah satu adegan dalam film "Eat, Pray, Love"
dengan pemeran utama Julia Robert dan mengambil lokasi shooting di Pulau Bali.
Gambar ini menunjukan antar unsurnya menyatu sehingga memberikan kesan artistik dan komunikatif
Visual Elemen
Obyek pengambailan gambar baik dengan kamera foto maupun kamera video pada dasarnya tidak memiliki elemen gambar yang bersifat tunggal. Pengambilan foto paling sederhanapun misalnya foto seseorang dengan background tembok, itupun sudah menunjukan ada 2 elemen yang harus diperhatikan yaitu "seseorang" dan "tembok". Kepekaan melihat elemen visual akan melatih seseorang untuk menetapkan mana yang akan dijadikan subyek dan mana yang dijadikan asesoris.
Dalam produksi film semua unsur gambar yang terekam dalam sebuah frame termasuk gerakan pemain dan dialog/suara disebut dengan Mise en Scene. Mise en scene berasal dari bahasa Perancis yang berarti “putting in the scene”, maksudnya segala hal yang akan diambil gambarnya oleh kamera.
Visual elemen atau unsur-unsur gambar pada gambar di atas, adalah : ruang makan keluarga, satu keluarga: suami-isteri dengan dua anak pria dan satu wanita, meja makan, kursi, makanan dan minuman serta buah-buahan, perlengkapan makan : piring, gelas , sendok, garpu dll, pintu dan tembok pembatas ruang makan.
Gambar di atas memberikan banyak alternatif bagi seorang fotografer maupun videografer untuk menentukan elemen mana yang akan menjadi subyek (gambar yang ditonjolkan) dan mana yang bukan. Sudut pengambilan, size dan komposisi gambar tentu akan berbeda antara seorang fotografer yang ingin menjadikan "ibu" sebagai subyek dan forografer lain yang ingin menjadikan "menu hidangan" sebagai subyek.
Gambar di atas memberikan banyak alternatif bagi seorang fotografer maupun videografer untuk menentukan elemen mana yang akan menjadi subyek (gambar yang ditonjolkan) dan mana yang bukan. Sudut pengambilan, size dan komposisi gambar tentu akan berbeda antara seorang fotografer yang ingin menjadikan "ibu" sebagai subyek dan forografer lain yang ingin menjadikan "menu hidangan" sebagai subyek.
The Rule of the Thirds
The Rule of Thirds ini dianggap sebagai pedoman dasar, dan telah digunakan oleh para seniman pada zaman Yunani Kuno dan Romawi dalam mengerjakan karya-karya seni mereka, kemudian pada perkembangan berikutnya juga digunakan sebagai pedoman oleh para Fotographer, dan selanjutnya diikuti oleh pekerja film /kamerawan fil menjelang abad ke - 20.Panduan pertiga ini telah diadopsi dan banyak digunakan oleh sutradara dan kamerawan televisi dalam pengambilan gambar sejak televisi berdirinya diawal abad ke -20 hingga kini, khususnya dari aspek pembingkaian(framing)
unsur-unsur gambar.
The Rule of Thirds, juga disebut dengan The
Golden Mean oleh para pelukis
tempo dulu.
The Rule of Thirds :
(
Pedoman pertiga / Aturan pertiga).
Empat Titik dari perpotong Garis Vertikal dan
Horizontal
dalam "the rules of third"
Menurut The Rule of Thirds atau pedoman pertiga, dikatakan bahwa dalam pembingkaian obyek pada saat pengambilan gambar di lokasi , maka :
- Frame / bingkai gambar dibagi dalam tiga bagian secara vertikal dan tiga bagian secara horizontal. Perpotongan garis vertikal dan horizontal merupakan titik perhatian penonton (Point of Viewer Attention) dalam menyaksikan suatu adegan. Berdasarkan hal tersebut, terdapat sembilan kotak persegi yang sama besar dan empat titik / interest point dalam frame.
- Di dalam membingkai unsur-unsur gambar di lokasi peristiwa, maka unsur-unsur gambar sebaiknya dimasukan kedalam tiga bagian utama dalam frame baik tiga bagian secara vertikal maupun tiga bagian secara horizontal.
- Unsur-unsur gambar terpenting (Point of Interest) dari suatu orang/pemain maupun obyek lainnnya termasuk panorama alam, sebaiknya dibagi dan ditempatkan pada keempat titik perpotongan tadi yang merupakan titik interest penonton dalam menyaksikan suatu adegan.
- Untuk pengambilan orang/pemain, maka posisi mata ditempatkan di bagian 2/3 tinggi frame, atau 1/3 dari atas frame.
Contoh 1 : Aplikasi TheRule
of Thirds
dalam pengambilan gambar
Garis pedoman tersebut hanyalah merupakan garis imaginer belaka, sehingga kamerawan harus tetap membayangkan untuk membagi frame tersebut kedalam tiga bagian, baik secara vertikal mapun horiziontal dalam mengatur komposisi. Pembagian frame/bingkai ini tidak selalu harus sama, misalnya shooting di tepi pantai, maka 1/3 bagian frame untuk pantai dan air laut, dan 2/3 bagian untuk horizon. Sebaliknya pantai dan air 2/3 bagian frame sedangkan horizon 1/3 bagian frame, seperti gambar di bawah ini .
Contoh 2 : Aplikasi TheRule
of Thirds
dalam pengambilan gambar
dalam pengambilan gambar
Pada beberapa kamera fotography terdapat dua garis vertical dan dua garis horizontal pada frame, sehingga terdapat sembilan bagian, untuk memudahkan seorang fotographer mengatur komposisi. Pada Video Camera professional tidak terdapat garis-garis tersebut melainkan hanya terdapat garis save area dan title area.
Selamat berkarya, Salam Pramuka
Lihat entri/topik terkait
- Fotografi & Videografi Pramuka : Teknik Pembingkaian Gambar (Framing).
- Fotografi & Videografi Pramuka : Camera Angle
- Fotografi & Videografi Pramuka : Imaginary line/crossing line/rule of 180 degre
Komposisi Gambar dalam Produksi Acara Televisi, Hanoch Tahapary, Kementrian Diknas, 2011.
Panduan Kerja Kamerawan Televisi, Anis Ilahi Wh, Kementrian Diknas, 2012