Creative Thinking : Metode Membina Pramuka Menjadi Pribadi Yang Kreatif



Pengantar
  •  Sebuah penelitian global yang dilaksanakan di  25 negara  menemukan data ternyata penduduk yang memilih menjadi kreatif mencapai 57%  sedangkan yang memimilih menjadi pintar hanya sebesar 43%. Data ini menunjukan menjadi pribadi yang kreatif ternyata  lebih didambakan oleh  banyak manusia dibandingkan menjadi pribadi  yang pintar.
  • Pendidikan Kepramukaan memberikan perhatian mendalam terhadap upaya pembentukan  pribadi-pribadi yang kreatif. Sifat  pendidikan kepramukaan yang mengutamakan pendidikan di alam bebas,  memberi ruang kebebasan berpartisipasi dan berkreasi,  mengutamakan terciptanya lingkungan pendidikan yang menyenangkan serta mengembangkan pendidikan berbasis kelompok/beregu merupakan sifat-sifat pendidikan yang mengarah pada pembentukan sikap kreatif peserta didik. 

Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif
Prof. Dr. Mustaji, M.Pd Dosen Program Studi Teknologi Pendikan Universitas Negeri Surabaya menjelaskan perbedaan antara berpikir kritis dan berpikir kreatif  (www.asca.tp.ac.id) sbb :
  • Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya (1) membanding dan membedakan, (2) membuat kategori, (2) meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan, (3) menerangkan sebab, (4) membuat sekuen / urutan, (5) menentukan sumber yang dipercayai, dan (6) membuat ramalan.
  • Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya (1) sering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah, (2) mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan dirinya, (3) mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, (4) cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal atau absolut, (5) biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan. Marzano (1988) mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif seseorang harus: (1) bekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya, (2) tinjau ulang ide, (3) melakukan sesuatu karena dorongan internela dan bukan karena dorongan eksternal, (4) pola pikir divergen/ menyebar, (5) pola pikir lateral/imajinatif.



Makna Kreativitas 
Kreativitas adalah proses mental yang berupa kemampuan memunculkan gagasan, pemikiran atau konsep baru. Konsep baru tersebut baik  konsep yang baru sama sekali, konsep yang masih ada hubungannya dengan  konsep lama yang sudah ada maupun  pengembangan dari konsep-konsep yang sudah ada. Dengan kata lain kreativitas merupakan proses "penemuan & pengembangan  sesuatu"  yang sebelumnya sudah ada maupun  tidak ada baik dalam ujud produk, proses atau pikiran.

Dengan kata lain kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkret tetapi bisa juga dalam bentuk ide, konsep maupun proses. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati segala keterbatasan yang dimiliki umat manusia terutama dalam ranka membantu  memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan, sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan kita.

Pada tataran teknis, kreatifitas juga dimaknai sebagai cara mengapresiasikan terhadap suatu masalah dan upaya mencari jalan keluarnya dengan menggunakan seluruh kemampuan daya cipta manusia seperti pikiran, imajinasi, feeling, ketrampilan berkarya dan sifat tidak kenal menyerah. Kreatif adalah sebuah kata sifat untuk menggambarkan proses penciptaan/penemuan  baik itu produk, konsep maupun proses. Penciptaan/penemuan baru tersebut  bisa  menjadi jalan keluar memecahkan masalah baik bagi diri sendiri maupun orang banyak untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Creative Thinking
Creative Thinking atau berpikir kreatif  merupakan proses berpikir & berimajinasi untuk menghasilkan kreativitas. Menurut Haris (1998) dalam artikelnya tentang pengantar berpikir kreatif menyatakan bahwa indikator orang berpikir kreatif itu meliputi: (1) Ingin tahu, (2) mencari masalah, (3) menikmati tantangan, (4) optimis, (5) mampu membedakan penilaian, (6) nyaman dengan imajinasi, (7) melihat masalah sebagai peluang, (8) melihat masalah sebagai hal yang menarik, (8) masalah dapat diterima secara emosional, (9) menantang anggapan/ praduga, dan (10) tidak mudah menyerah, berusaha keras.  (www.asca.tp.ac.id).

Dalam kehidupan sehari-hari manusia pada dasarnya selalu dituntut untuk bertindak kreatif karena dituntut untuk terus-menerus  mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapai, menemukan hal-hal baru, mengubah ide-ide lama dalam kehidupan yang sudah tidak relevan dan datangnya tantangan-tantangan baru yang harus dihadapi sebagai akibat peruahan lingkungan kehidupan. Sebagian manusia ada yang mampu melakukannya secara optimal sehingga mampu  mengubah kehidupan diri sendiri dan kemudian mengubah kehidupan dunia, sebagian lagi ada yang bersifat pasif dan lebih suka menikmati hasil-hasil perubahan/kreativitas yang dihasilkan oleh orang lain.

Para kreator dan inovator adalah manusia-manusia yang produktif dan pengubah dunia atau sering disebut dengan trendseter sedangkpan para pasifis (orang yang pasif) adalah manusia-manusia konsumtif dan tidak produktif atau sering disebut follower (pengikut). Pendidikan Kepramukaan sejatinya memfasilitasi untuk lahirnya pribadi-pribadi yang kreatif, pribadi-pribadi yang mampu menjadi trendseter dimanapun ia berada.
 
Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan (baca latihan pramuka - pen) yang memungkinkan untuk mengembangkan proses berpkir dan bertindak kreatif adalah :
  • Arahkan peserta didik untuk mampu memikirkan dan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya baik dalam bentuk produk, konsep maupun proses.
  • Arahkan peserta didik menciptakan sesuatu yang ada berdasarkan apa yang telah ada di tempat lain namun belum disadari keberadaannya ditempat yang sekarang.
  • Arahkan peserta didik untuk menciptakan sebuah proses baru dalam  melakukan sesuatu (baca : proses cepat mencuci pakain hemat detergen, proses mudah mendirikan tenda, proses cepat memasak di perkemahan, dll - pen)
  • Arahkan peserta didik untuk mampu menerapkan ulang proses (mendur ulang proses) yang telah ada/diciptakan orang lain untuk kepentingan atau untuk menciptakan produk yang berbeda.
  • Arahkan peserta didik untuk mengembangkan cara baru untuk memperbaiki cara lama yag tidak lagi up to date 
  • Arahkan peserta didik untuk mampu mengubah cara orang lain memandang sesuatu (misalnya : sampah dari hal yang kotor menjadi hal yang bernilai ekonomi, dsb).

Metode Pelatihan Creative Thinking

Metode DO IT 
DO IT adalah singkatan yang terdiri dari  D : Define Problem, O : Open minda and apply creative,  I : Identify best solution, T : Transform : mengubah. Langkah-langkah metode DO IT sbb :
  • Define problem/tentukan masalah : Pada tahap ini  diterapkan sejumlah teknik untuk mengajukan dan  merumuskan pertanyaan yang tepat.
  • Buka Pikiran: Tahap ini adalah tahap  menerapkan teknik-teknik kreativitas untuk menghasilkan jawaban sebanyak mungkin atas pertanyaan yang telah dipilih dan dirumuskan.  Pada tahap ini jawaban dikumpulkan saja dan tidak dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif jawaban yang ada..
  • Mengidentifikasi solusi terbaik: Tahap memilih dan menentukan solusi terbaik  dengan melakukan evaluasi kritis, kreatif dan inovati terhadap sejumlah jawaban yang ada. Jika mengalami kesulitan dalam memilih ide-ide makan dapat menggunakan teknik-teknik formal untuk membantu.
  • Transformasi: Tahap terakhir adalah untuk membuat rencana aksi (program kera) untuk implementasi dan melaksanakan solusi yang telah dipilih. Tanpa implementasi, maka kreativitas yang telah ditemukan tidak akan ada guna dan artinya.

Brainstorming
Brainstorming merupakan  proses untuk menghasilkan ide-ide baru, dengan melakukan mengatur pembicaraan kelompok yang dapat mendorong dan memicu dari ide-ide baru yang tidak akan terjadi dalam keadaan normal. Beberapa aturan brainstorming yang harus diperhatikan :
  • Tanpa judgment dan kritik. 
  • Selama tahap pertama dari sesi brainstorming ide-ide yang ada tidak dilakukan dievaluasi dengan cara apapun.
  • Ada ide yang aneh , biarkana saja.
  • Yang diutamakan adalah kuantitas (banyaknya ide)  bukan kualitas (bukan baik dan tidaknya ide).
  • Beri kesempatan untuk membangun dari ide yang diajukan oleh orang lain.
  • Melakukan mutasi dan kombinasi, yaitu memodifikasi ide-ide yang ada dan berusaha untuk membangun ide-ide baru dari kombinasi yang sudah ada.

Edison’s Idea File
Edison Idea File adalah metode dengan melatih kemampuan  melacak ide-ide yang baik yang dapat  jumpai kemudian ditulis dan disimpan di tempat yang mudah ditemukan jika sewaktuwaktu membutuhkan.   Semua ide dianggap sebagai tangan kedua, berharga dan  sadar atau tidak sadar diambil dari berbagai sumber,  digunakan oleh orang kreatif dan telah memberikan kebanggaan dan kepuasan bagi para kreatornya.

Lateral thinking/Berpikir Lateral
Lateral Thinking adalah metode yang melatih peserta didik agar mampu mencari untuk memecahkan masalah dengan metode tidak ortodoks atau metode yang tampaknya tidak logis. Otak manusia   merupakan “pattern recognition systems/sistem yang menggambarkan pengenalan pola”, yang membantu manusia  untuk dapat  mengevaluasi lingkungannya dengan respon yang sesuai.  Pola ini ternyata telah menjadikan manusia dalam berpikir terjebak dengan pola-pola yang telah dikenalinya. Hal inilah yang  menghambat kemampuan manusia  untuk menghasilkan ide-ide baru. Berpikir lateral adalah meyode untuk melatih peserta didik berusaha  keluar dari pola otak tersebut.

Berpikir lateral dapat dipelajari, dan Dr de Bono telah menciptakan beberapa teknik untuk membantu anda menerapkan berpikir lateral untuk memecahkan masalah Berpikir lateral adalah istilah yang diciptakan oleh Edward de Bono dalam buku nya “New Think : The Use of Lateral Thinking yang diterbitkan pada tahun 1967

Contoh sederhana aplikasi berpikir lateral : Bisakan anda menghubungkan sembilan titik-titik dengan menggunakan 4 garis lurus, tanpa mengangkat pensil anda dari kertas dan tanpa menapak ada garis? Secara psikologi banyak yang berspekulasi bahwa sembilan-titik masalah adalah sulit karena orang orang sangat didominasi oleh persepsi persegi bahwa mereka tidak “melihat” kemungkinan memperluas garis luar persegi yang dibentuk oleh titik-titik.

 

The Lotus Blossom Approach
The Lotus Blossom Approach bekerja sebagai berikut: Jelaskan masalah yang dihadapi dan menuliskannya pada kartu dan menempatkannya di tengah-tengah suatu area kerja yang besar. Gunakan alat lainnya untuk membuat ide-ide untuk menghasilkan satu set ide-ide tentang cara untuk memecahkan masalah. Tulis setiap gagasan pada kartu tadi sekitar deskripsi masalah. Ini adalah lapisan pertama dari The Lotus Blossom tadi.

Buat salinan dari masing-masing kartu ide dan menempatkan mereka lebih jauh dari lapisan pertama. Sekarang mengelilingi masing-masing kartu ide disalin dengan ide-ide sekunder , ingat hanya menggunakan kartu ide disalin sebagai rangsangan. Hal ini harus menghasilkan ide-ide yang lebih lanjut dari masalah asli. Dengan melihat-lihat banyaknya  ide  yang telah dihasilkan, ditulis dikartu dan dipasang di papan, maka langkah selanjutnya adalah  berusaha untuk menghubungkan beberapa ide ini untuk melihat masalah asli.

Selamat memandu. Salam Pramuka

Lihat entri/topik terkait :
Metode Brainstorming
Metode Mind Map
Metode Ask Question
Metode Applied Imagination – Question Summary
Metode Attribute Listing
Metode Assumption Smashing
Metode  Assumption-Busting Technique

Sumber :
http ://asca.tp.ac.id
http://www.marketing.co.id/
hhhp://mylifeinspirationblog.wordpress.com
http://www.virtualsalt.com/crebook2.htm
http://www.mindtools.com
http://www.brainstorming.co.uk/tutorial/creativethinkingcontents.html
http://www.marelisa.com
http://crtv.co.id/

Ditulis ulang dan disesuaikan untuk keperluan "ensiklopediapramuka"  (-aiw)








Jawaban : Menggabungkan sembilan titik dengan 4 garis tanpa putus dan tanpa tangan diangkat dari kertas.







Post a Comment

Lebih baru Lebih lama