Pengantar
- Pramuka siaga memiliki sifat pembosan, suka meniru, selalu ingin tahu, selalu ingin bergerak, senang berimajinasi, senang akan kepahlawanan/keteladanan dan akan hal-hal yang menarik. Oleh sebab itu para Pembina Pramuka Siaga dituntut untuk mampu menciptakan kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan, kegiatan yang bervariasi, banyak bergerak di alam terbuka, selaras dengan perkembangan fisik dan psikis para siaga dan mampu menggelar kegiatan yang bersifat kreatif – rekreatif dan edukatif.
- Kegiatan kreatif, rekreatif dan edukatif ialah kegiatan yang menarik, menyenangkan, mengandung pendidikan dan menantang yang dapat mengembangkan daya imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan mengekspresikan ide-idenya dalam suatu karya baru yang unik. Kegiatan dimaksud dalam pendidikan kepramukaan harus selalu memiliki muatan : modern, bermanfaat, adanya ketaatan pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
- Dongen merupakan salah satu materi dan media pendidikan yang bersifat kreatid, rekreatif dan edukatif. Sebab melalui dongeng dapat ditanamkan berbagai nilai, etika, menumbuhkan rasa empati dan simpati para diri para anggota siaga. Dongeng juga merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai kejujuran, kerendahhatian, kesetiakawanan, kerja keras, perjuangan, penghargaan dan berbagai pelajaran serta pesan moral lainnya.
Efektivitas Dongeng sebagai Media Pendidikan
- Berbagai penelitian ilmiah menunjukan bahwa pembelajaran dengan cara mendongeng lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang dibantu dengan alat peraga atau alat bantu teknologi canggih sekalipun.
- Pesan moral dapat dengan mudah disampaikan kepada para siaga melalui sebuah cerita atau dongeng. Tidak ada batasan usia kapan anak-anak mulai boleh mendengarkan dongeng.
- Mendongeng dapat menjadi aktivitas berkomunikasi yang mudah dan murah. Di samping itu, juga bisa menjadi sarana efektif untuk menyampaikan berbagai pesan kepada para siaga. Kelebihannya para siaga tidak akan merasa dinasehati atau digurui oleh Yanda/Bunda karena tercipta suasana menyenangkan. Para siaga juga dapat diposisikan sebagai subyek aktif yang ikut bermain peran dan/atau melibatkan seluruh inderanya untuk larut dalam cerita.
- Mendongeng dapat menjadi media menanamkan dan memberikan pemahaman akan nilai-nilai luhur bangsa untuk mempertebal rasa cinta para siaga kepada tanah airnya.
Manfaat Dongeng sebagai Media Belajar
- Dongeng dapat memberikan sumbangsih besar kepada para siaga agar memiliki kepribadian yang kuat dan jati diri yang jelas.
- Dongeng dapat membantu para siaga menjalani masa tumbuh kembangnya dengan memahami dinamika kehidupan para tokohnya. Melalui dongeng, para siaga akan terlibat dalam sebuah “drama kehidupan” sehingga membantu menumbuhkembangkan intelektualitasnya, membawanya memasuki dunia fantasi, menyeret mereka ke dunia antah-berantah dan membayangkan berbagai “kehidupan lain” yang tidak ada di dekat mereka, serta menumbuhkan dan menggerakkan daya ciptanya.
- Dongen dapat membangun sikap positip para siaga. Adanya konflik antara “tokoh baik” dan “tokoh buruk” dalam sebuah dongeng akan membawa para siaga untuk memahami bahwa yang benar akan menang terhadap yang kalah, yang tekun akan lebih sukses daripada yang malas, yang kuat akan menang dibandingkan yang lemah, yang cerdik akan menang terhadap yang bodoh, dsb.
- Dongeng dapat memperluas penguasaan kosa kata, melalui dongeng para siaga akan mendengar dan mengenal kosa kata baru dan memahami maknanya. Dongeng umumnya kaya akan kosa kata dan kalimat-kalimat yang indah sebagai alat untuk meningkatkan daya tarik.
Jenis Dongeng
- Fabel : cerita-cerita yang mengambil bahan dari kehidupan dunia binatang, bisa juga kisah hubungan antara manusia dengan binatang, atau binatang dengan rintangan/tantangan alam.
- Kepahlawanan : cerita-cerita kepahlawan yang umumnya hanya diambil pesan, makna dan setting kejadiannya sedangkan alur dan bentuk ceritanya dikembangkan lagi agar lebih komunikatif.
- Cerita Tradisional/Rakyat : cerita-cerita rakyat yang berkembang dalam tradisi lisan yang tumbuh di lingkungan masyarakat adat tertentu, misalnya : Si Kabayan, Pak Belalang, Timun Mas, dll.
- Cerita Aktual/Masa Kini : cerita-certia yang berkembang di kehidupan masa kini dengan latar dan setting cerita pada kejadian sehari-hari di masa kini, misalnya : Pelajar Teladan, Aku Ingin jadi Tentara, Sahabat Pak Polisi, Aku Bangga dengan Ayahku, dsb.
Unsur-unsur Dongeng
- Tokoh : pihak yang akan menjadi pelaku dalam cerita dongeng, terbagi menjadi dua yaitu tokoh protogonis atau tokoh yang baik dan tokoh antagonis atau tokoh yang jelek. Konflik antara tokoh yang baik dan yang jelek serta akhir dari konflik adalah unsur utama sebuah dongeng.
- Seting : adalah latar kejadian sebuah cerita bisa bersifat tempat (kota, desa, rumah, hutan, sungai, dsb) atau sebuah zaman (zaman Belanda, zaman Jepang, Zaman Kuno, dsb), atau bisa juga sebuah peristiwa (Bandung Lautan Api, 10 November 1945, Perang Gerilya, dsb).
- Alur cerita : urutan cerita yang menggambarkan perjalanan para tokoh dalam sebuah cerita, peristiwa yang dihadapi, perjuangan yang dilakukan dan akhir dari perjalanannya umumnya bersifat “hahppy ending”.
- Menggunakan alur sederhana – alur tunggal (single plot) - agar tidak berbelit belit
- Cerita singkat dan bergerak cepat dari satu peristiwa ke peristiwa lain - agar tidak membosankan
- Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci.
- Gaya penceritaan dengan bahasa lisan (tidak formal – dialek sehari-hari)
- Pesan cerita telah dirumuskan secara jelas
Lihat entri/topik terkait :
Panduan Teknik Mendongeng untuk Siaga, Naskah Dongeng untuk Pramuka Siaga
Sumber :
Diolah dari berbagai sumber : buku, jurnal ilmiah dan media online'aiw