Api Unggun

Kegiatan dalam perkemahan dengan berkumpul di sekitar api untuk bergembira, umumnya diawali dengan upacara penyalaan api.

Api unggun dilaksanakan di lapangan terbuka dengan cara  menyalakan api dari kayu bakar, potongan kayu  atau kumpulan dahan, ranting, jerami dan daun-daun kering. Api unggun merupakan salah satu kegiatan Pramuka yang menarik karena sepanjang api menyala para Pramuka peserta kegiatan  dapat menampilkan atraksi seni budaya dalam beragam ekspresi. Kehangan, keakraban, keceriaan dan kreativitas selalu menyertai kegiatan api unggun yang dilaksanakan oleh para anggota Pramuka.

Dalam tradisinya api unggun dimaksudkan sebagai sarana untuk  menjaga diri dari binatang buas, menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, bagian dari upacara keagamaan atau perayaan, atau sebagai perapian untuk memasak makanan. Orang sering berkumpul di sekitar api unggun untuk menyanyi, menari, atau bermain kembang api. Bahan makanan seperti ubi jalar, singkong, atau jagung bisa dimasak dengan cara dibakar dengan api unggun. Makanan juga bisa ditusuk dengan ranting kayu atau tongkat besi sebelum dipanggang. Alat masak seperti panci dan wajan juga bisa digunakan di atas perapian dengan bantuan penumpu dari batu atau kayu. Tradisi semacam inilah yang kemudian menginspirasi  para Pembina Pramuka untuk menjadikan api unggun sebagai salah satu kegiatan perkemahan pramuka.

Cara membuat api unggun,  potongan kayu atau ranting disusun ke atas dengan memberi ruang di antara susunan kayu agar api cukup mendapat oksigen sehingga api unggun bisa menyala hingga kayu habis. Angin kencang, kabut, kondisi kayu yang basah, udara yang sangat lembap, dan lokasi yang tipis oksigen merupakan penyebab api unggun sulit menyala.

Lihat Entri / Topik Terkait 

Api Unggun : Tata Upacara & Naskah Pembawa Acara

print this page Print this page


Lebih baru Lebih lama